MEDAN (Waspada.id): Semarak perayaan Hari Pelleng Nasional (HPN), yang digagas DPP Himpunan Masyarakat Pakpak (Himpak) ditandai makan pelleng (pllng) bersama, para pejabat Pakpak dari semua lintas posisi dan daerah dan pejabat lainnya didoakan makin sukses.
Dikemas dalam Gebyar HPN di Mess Pemda Pakpak Bharat, Jalan Melati Raya, Medan, Sabtu (11/10) dihadiri Dirut PTPN IV Sujatmiko, Sekda Kota Medan, sejumlah pejabat asal Pakpak, seperti Abdul Roni Angkat, Plt. Dirjen Perkebunan, Wakil Bupati dan Sekda Pakpak Bharat, Wakil Bupati dan Sekda Dairi, Wakil Ketua DPRD Medan, Rajali Sagala, Anggota DPRD Sumut Afriansyah Ujung, Kepala Dinas Pariwisata Pakpak Bharat, Maringan Bancin, Bishop GKPPD PDT Abed Nego Padang BTH, M.Th, jajaran Pengurus DPP, DPW dan DPD Himpak dan undangan lain.
Kedatangan para tamu disambut Moccak dan Hera-Hera Pakpak untuk memasuki lokasi acara, dilanjutkan menyanyikan Lagu Indonesia Raya, Mars Himpak dan doa.
Lalu persembahan Tari Pakpak ‘Njuah-Njuah’ oleh siswi MTsN 2 Medan binaan Pesta Berampu, MA.
Selain membulang-bulangi Dirjen Abdul Roni Angkat oleh Wakil Bupati Dairi dan Dirut PTPN IV Jatmiko oleh Wakil Bupati Pakpak Bharat, diserahkan penghargaan kepada Tamsir Padang, Pencipta Himne Himpak oleh Ketua DPP Himpak didampingi Dewan Pembina.

Ketua Gebyar HPN, Sakti Solin melaporkan, perayaan HPN menjadi salah satu bentuk apresiasi masyarakat Pakpak atas pengakuan pemerintah yang menetapkan Pelleng sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, 10 Oktober 2018, Juara Pertama Kategori Makanan Tradisional.
Sekilas presentase arti dan makna singkat pelleng oleh Lister Berutu, didampingi Kadis Pariwisata Maringan, dijelaskan jika Pakpak merupakan suku yang berdiri sendiri di Sumut.
Lima suak Pakpak, Simsim, Keppas, Pegagan, Boang dan Kelasen, disebut yang menjadi pembeda seperti dialek dan marga.
Terkait pelleng, dikatakan tidak terlepas dari upacara adat, disajikan dalam setiap kegiatan kehidupan, seperti saat anak mau nikah, ujian, membuka ladang atau acara lainnya, diiringi sodip (doa) dan pedah (nasehat).
Bahkan agak ekstrem pada masa perang atau mergraha (perang antar marga) dahulu kala, makan pelleng disembelih ayam jago dirangkai berbagai musyawarah, mengatur taktik agar menang perang.
Anggota Tim Ahli Cagar Budaya Pakpak Bharat ini mengapresiasi Himpak dan berharap ke depan bisa digelar Seminar Pelleng.
Ketua Umum DPP Himpak Dr. Citra Efendi Capah, MSP beri sambutannya menegaskan bangga sebagai orang Pakpak. Lima Suak Pakpak, Pegagan dan Keppas di Kabupaten Dairi, Simsim di Pakpak Bharat, Boang Subulussalam dan Aceh Singkil serta Kelasen di Humbahas dan Tapanuli Tengah, diingatkan tetap komit dengan leluhur Pakpak dengan filosofi Sulang Silima lebih berharga tutur dari struktur harus dilestarikan.
Turut memberi sambutan Wakil Bupati Pakpak Bharat dan Dairi, mengapresiasi Gebyar HPN dan berharap persembahkan esensi pelleng sebagai sodip dan pedah untuk Abdul Roni Angkat dan Sujatmiko untuk jabatan lebih baik dan pejabat Pakpak lain.
“Jika ternyata dikabulkan, ini tak lepas dari makan pelleng karena esensinya doa untuk naik karier,” kata Mutsyuhito Solin, Wakil Bupati Pakpak Bharat.
Sementara Dirjen, Roni Angkat memberi sambutannya, mengakui lebih memilih sebagai posisi warga Pakpak, bukan Dirjen. “Salah jika disebut Pakpak terbelakang,” kata Roni, mendorong komponen Pakpak meningkatkan kemandirian dengan dan berharap Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) bisa dimanfaatkan Pakpak Bharat dan Kabupaten Dairi.
Sedangkan Jatmiko Krisna Santosa, Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara IV (PalmCo) mengingatkan jika jejak Dirjen Abdul Roni Angkat menjadi bagian dari prestasi warga Pakpak yang patut diapresiasi dan menjadi motivasi untuk mengangkat jati diri Pakpak. (id90)