Aceh

Manusia Bermental Rayap Di Balik Kayu Hilang Di Kembang Tanjong

Manusia Bermental Rayap Di Balik Kayu Hilang Di Kembang Tanjong
Batang kayu gelondongan terdampar di Sungai Krueng Tiro pascabanjir bandang. Semestinya menjadi barang bukti pembalakan liar, kini hilang diam-diam oleh manusia bermental rayap, sementara warga dan Pemkab Pidie bekerja keras menyelamatkan korban.(Dok. Waspada.id/Muhammad Riza)
Kecil Besar
14px

Di tengah puing, lumpur, dan tangisan warga, ada tangan-tangan yang diam-diam bergerak, memanen bencana untuk keuntungan sendiri.

Ribuan batang kayu gelondongan yang datang bersama banjir tidak hanyut oleh arus, melainkan diangkut oleh manusia bermental rayap, meninggalkan jejak keserakahan yang menodai tragedi. Di Kembang Tanjong, bencana alam bertemu dengan tragedi moral.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Banjir bandang 26 November 2025 mengamuk di Sungai Krueng Tiro, Kembang Tanjong, Kabupaten Pidie. Rumah-rumah hancur, jalan terbelah, dan kayu-kayu besar dari hulu tersangkut di tikungan sungai, menghancurkan bantaran, menjadi simbol kerusakan lingkungan dan lemahnya pengawasan hutan.

Truk dan alat berat sibuk membersihkan bantaran sungai dari kayu gelondongan. Meski tampak rapi, warga menduga ada pihak yang diam-diam memanfaatkan kayu tersebut. (Dok Waspada.id/ Muhammad Riza)

Seharusnya, tumpukan kayu itu disimpan sebagai barang bukti pembalakan liar. Tetapi beberapa hari pascabanjir, kayu itu lenyap diam-diam. Truk-truk muncul pada malam hari, muatan kayu diangkat, pagi harinya bantaran sungai kosong. Moral dan hukum seakan ikut hanyut bersama batang-batang kayu.

“Kami dilarang mengambil satu batang pun. Tetapi kayu itu diangkut orang lain. Seperti sulap, tapi sulapnya memalukan.” kata seorang warga.

Alat berat menyingkirkan kayu-kayu besar pascabanjir, sementara warga dan aparat berharap kayu tersebut dapat dijaga sebagai barang bukti dugaan pembalakan liar.(dok Waspada.i/ Muhammad Riza)

Pada saat yang sama, Pemkab Pidie sibuk membantu warga: mengevakuasi korban, mendirikan dapur umum, membersihkan puing, dan menyelamatkan nyawa serta harta benda. Relawan dan aparat bekerja tanpa henti, sementara di sisi lain, manusia bermental rayap memanen tragedi mengubah bencana menjadi ladang keuntungan pribadi.

Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, melalui juru bicara Muhammad MTA, telah melarang pengambilan kayu bekas banjir agar tetap menjadi barang bukti. Namun di lapangan, larangan itu hanya di atas kertas. Truk-truk keluar-masuk tanpa hambatan, kayu hilang, dan pemerintah daerah belum memberikan jawaban resmi.

“Setiap batang kayu hanyut membawa informasi: jenis kayu, diameter, pola tebangan. Jika kayu hilang, aparat kehilangan pintu masuk penyelidikan. Ini kerugian hukum, lingkungan, dan moral yang luar biasa,” kata Anwar Usman, pengamat lingkungan.

Bencana ini mengungkap dua wajah manusia: yang berjuang untuk hidup dan menyelamatkan sesama, dan yang bermental rayap, diam-diam memanfaatkan situasi, menjarah hak publik, dan merusak kepercayaan.

Truk mengangkut kayu gelondongan pascabanjir di Krueng Tiro, Kembang Tanjong, Pidie. Kayu yang semestinya diamankan sebagai barang bukti kini hilang secara misterius.(dok. Waspada.id/ Muhammad Riza)

Kayu yang hilang menjadi simbol tragedi moral dan hukum, ketika keserakahan melampaui nurani. “Banjir sudah menghancurkan rumah kami. Sekarang, kepercayaan pada hukum ikut terkubur,” kata seorang warga.

Kasus hilangnya kayu gelondongan menjadi cermin kelam masyarakat, hukum tertinggal, moral terkikis, dan bencana menjadi peluang ekonomi bagi segelintir orang. Hingga pertanyaan tentang keberadaan kayu belum dijawab, misteri ini tetap membekas, seperti lumpur yang menempel di kaki setelah air surut menyisakan noda pada hati dan nurani warga Kembang Tanjong.

Muhammad Riza

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE