SIGLI (Waspada): Masyarakat Pidie diingatkan selektif dalam memilih pemimpin. Pilkada serentak rencana digelar 27 November 2024, kesempatan bagi masyarakat untuk memilih bupati/wakil bupati yang taqwa, berintegritas dan peduli masyarakat.
Rahmad, 30, salah satu mahasiswa di Kota Sigli, dalam bincang-bincang dengan Waspada.id, Sabtu (11/5) menuturkan, masyarakat diminta cerdas dalam menentukan pilihan kepada siapa pemimpin mereka lima tahun ke depan.
Ini penting agar warga tidak terkesan memilih kucing dalam karung. Berkaca dari pengalaman Pemilu dan Pilkada sebelumnya, banyak pilihan warga bagi pasangan calon, yang tidak berdasarkan hati nurani atau visi-misi pasangan calon.
Namun sebaliknya, pilihan rakyat kepada calon pemimpin mereka, karena adanya praktik-praktik money politik yang dikemas dalam kegiatan serangan fajar yang ujung-ujungnya berakhir dengan pelanggaran hukum sampai tahap pengadilan karena banyak pelanggaran Pilkada yang terjadi.
“Pilih pemimpin yang bertaqwa, berintergritas, dan peduli. Jangan hanya tergiur dengan janji yang disampaikan. Memilih pemimpin itu harus benar-benar yang mampu bekerja melayani masyarakat. Karena jika salah dalam memilih maka masyarakat pun akan rugi,” katanya.
Kata dia, masyarakat harus sadar dalam Pilkada, suara mereka salah satu faktor penentu kemajuan daerah, kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat itu sendiri. Akan tetapi sangat disayangkan, masyarakat saat ini lebih dominan mau dijadikan komoditas politik semata. Mereka hanya dijadikan alat para politisi untuk meraih kekuasaan semata.
Kendati begitu, masih ada apatisme masyarakat terhadap pemimpin. Masyarakat sebenarnya punya peran besar untuk kritis dan selektif dalam memilih mereka. Dengan menjadi masyarakat yang kritis dan selektif, diharapkan pemimpin daerah yang terpilih adalah benar-benar insan yang mampu dan mau berjuang untuk kepentingan masyarakat Pidie.
” Saya berharap bupati terpilih 2024 nanti, figur yang mampu merubah wajah Pidie terkhusus Kota Sigli supaya terlihat sebagai ibu kota kabupaten. Jangan ibu kota kabupaten mirip kota kecamatan” ujar Rahmad.
Selanjutnya, yang terpenting dilakukan oleh Bupati Pidie ke depan adalah meningkatkan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan potensi daerah dan membuka lapangan kerja.
Menurut dia, pembangunan sektor pariwisata perlu dipacu sebagai salah satu pendekatan dalam meningkatkan ekonomi warga di daerah itu. “Pengembangan wisata menjadi magnet untuk meningkatkan ekonomi UMKM, masyarakat dan daerah” tuturnya.
Yang tidak kalah penting adalah, siapapun nantinya Bupati/Wakil Bupati Pidie terpilih dapat melanjutkan pembangunan Masjid Agung Al Falah, yang hampir dua tahun mangkrak tidak lanjutkan pembangunannya.
Bagi masyarakat Pidie, masjid tersebut merupakan ikon spiritual masyarakat setempat dan menjadi destinasi wisata religius di daerah itu. Masjid Agung Al Falah harus dibuat seindah mungkin, bila perlu dengan memanfaatkan batu giok yang ada di Geumpang. Karena itu dia berharap siapapun ke depan menjadi bupati terpilih, jangan mementingkan egonya atau merasa memiliki nafsu kuda padahal tenaga ayam dengan berencana atau membuat program membangun masjid yang baru.
“ Tetapi selesaikan dulu pembangunan Masjid Agung Alfalah. Bupati Pidie ke depan jangan bermental “Nafsu Kuda, Tenaga Ayam”, lanjutkan dulu pembangunan Masjid Al Falah, baru pikir pembangunan masjid lain, itupun jika punya program” katanya.
Saat ini ada sejumlah nama tokoh masyarakat yang digadang-gadang maju pada Pilkada Pidie 2024. Di antaranya, Sarjani Abdullah, H Rahmatullah, H Nazaruddin, Fadhlullah (Dek Fad), H Jamal Abadi, Tgk Zulkifli (Abidon), Amiruddin (Pj Wali Kota Banda Aceh) dan sejumlah nama lainnya. (b06)