NAGAN RAYA (Waspada.id): Ribuan masyarakat menolak tutup tambang di Nagan Raya. Aksi penolakan di jalan Poros Utama gerbang Lueng Baro Suka Makmue Kabupaten Nagan Raya, Sabtu (4/10).
Masyarakat berasal dari beberapa Kecamatan dalam Kabupaten Nagan Raya yang selama ini diuntungkan dengan aktivitas tambang tersebut.
Mereka meminta agar Pemerintah dapat membuka kembali lokasi tambang yang selama ini menjadi sumber penghasilan. Mereka juga meminta agar pemerintah tidak serta-merta menutup tambang tanpa memberikan alternatif mata pencaharian bagi masyarakat.
Koordinator aksi Syahrul Fahmi yang sering disapa tentra wali mengatakan, “hari ini kami menyuarakan hak penambang, jika tidak ada penyelesaian, Senin ini kami akan mendatangi ke DPRK dan jika tidak ada penyelesaian di tingkat ini, maka kami akan demo sampai ke DPRA,” katanya.

“Kami mendesak Pemerintah Aceh harus segera mengeluarkan Wilayah Tambang Rakyat (WPR) agar kami masyarakat tidak terlalu lama menganggur,” pinta Syahrul.
Sementara itu Lili, perwakilan inong bale, meminta agar pemerintah segera membuka kembali tambang agar mereka bisa menghidupi dan memberi harapan untuk anak-anak yang sedang bersekolah, baik di pesantren serta perguruan tinggi.
Hal senada juga disampaikan tokoh masyarakat Agus Salim atau Cek Guh menyampaikan dengan adanya kegiatan tambang rakyat di Kabupaten Nagan Raya selama puluhan tahun ini pertumbuhan ekonomi masyarakat meningkat pesat, bahkan perpajakan dari belanja masyarakat juga meningkat meskipun secara tidak langsung dari pajak hasil ekplorasi tambang.
Selama ini diketahui bersama ribuan ibu-ibu dan pemuda bekerja mencari nafkah (Meu Indang Emas) tak kuasa menahan air mata. Karena tambang emas yang selama ini menjadi tumpuan ekonomi keluarga kini terancam berhenti total.
“Kami minta agar tambang jangan ditutup, kalau izin penambangan itu mau segera dikeluarkan, agar dikeluarkan supaya masyarakat tidak terdampak terhadap penghentian penambangan tersebut,” tutup Cek Guh (id83)