SIGLI (Waspada): Pemilihan Bupati/Wakil Bupati Pidie 2024, menjadi Pilkada paling menentukan arah maju atau mundurnya pembangunan Kabupaten Pidie.
Kabupaten Pidie yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang kaya belum mampu dijadikan sumber untuk memakmurkan rakyatnya. Karena itu, Kabupaten Pidie butuh figur pemimpin yang mampu dan paham mengenai ekonomi dan berdiplomasi serta bersinergi dengan stakeholder, baik yang ada di Provinsi Aceh maupun di tingkat nasional di Jakarta. Sosok itu adalah H Sarjani Abdullah, SH.
Ia, H Sarjani Abdullah, yang pada masa Aceh masih konflik bersenjata, dia menjabat sebagai Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Wilayah Pidie. H Sarjani Abdullah adalah sosok pemimpin yang diyakini mampu menjawab segala problematika yang ada di Pidie.
Selain sebagai mantan pejuang Gerakan Aceh Merdeka (GAM), H Sarjani Abdullah berpengalaman sebagai Bupati Pidie periode 2012-2017, kala itu dia didampingi M Iriawan, SE sebagai wakil bupati.

Ketika lima tahun memimpin Pidie, banyak program pembangunan yang visioner dilakukannya dalam menyejahterakan rakyat Pidie. Diantaranya membangun embung-embung sebagai tempat penampungan air ke sawah, membangun jalan usaha tani, membuka lahan sawah baru, untuk membantu masyarakat petani.
Tidak hanya itu, dia juga membangun beberapa pasar modern seperti di Kecamatan Padang Tiji dan Kota Beureunuen, mengeruk mulut muara agar kapal nelayan dapat dengan mudah menurunkan hasil tangkapan. Di bidang pendidikan, H Sarjani Abdullah membangun Madrasah Ulumul Quran (MUQ), One Day One Ayat dan Sekolah Inklusi.

Pada Pilkada 2024, H Sarjani Abdullah berduet dengan Alzaizi. Bila terpilih kembali, keduanya akan melanjutkan pembangunan Masjid Agung Al-Falah yang tertunda, pelaksanaan hari-hari besar Islam agar dilaksanakan semarak dan serentak, penerapan kembali hafalan one day one ayat, dan baca tulis Al-Qur’an (BTQ), mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an, perpaduan pendidikan dayah dan pendidikan umum, menghidupkan sumber daya ekonomi rakyat melalui BUMG.
Lalu, menjaga ketersedian pupuk terutama pada musim turun tanam, memperjuangkan keberlanjutan pembangunan Waduk Rukoh, mengharapkan adanya pemberdayaan lembaga adat seperti Seuneuboek, Keujruen Blang, Panglima Laot dan lainnya, memperjuangkan kelanjutan pembangunan pabrik semen Laweung menjadi kenyataan.
Selanjutnya, penguatan kapasitas dan peningkatan kesejahteraan aparatur gampong dan mukim, mewujudkan adanya Perguruan Tinggi Negeri di Pidie dan beasiswa serta bantuan pendidikan untuk anak dari keluarga yang kurang mampu. (b06)