Scroll Untuk Membaca

Aceh

Meneladani Akhlak Nabi, Menyatukan Hati Di Tanah Pidie

Meneladani Akhlak Nabi, Menyatukan Hati Di Tanah Pidie
Peserta lansia sebelum tampil pada acara Tatil Alquran di Meunasah Gampong Tijue, Pidie, Jumat (24/10) Waspada.id/ Muhammad Riza
Kecil Besar
14px

SIGLI (Waspada.id): Di bawah langit malam yang bertabur bintang, lantunan ayat suci Al-Qur’an menggema dari meunasah tua di Gampong Tijue, Kabupaten Pidie. Angin malam membawa aroma kue boh rom-rom dan wangi masakan dari dapur rumah warga. Tanda bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kembali tiba.

Sejak 20 Oktober 2025, gampong kecil di pesisir Pidie itu tak pernah sepi dari langkah dan tawa. Di pelataran meunasah, anak-anak berbaris rapi menunggu giliran lomba azan dan hafalan surah pendek. Di sisi lain, para ibu berselendang lembut bersiap mengikuti lomba tartil Al-Qur’an, kategori istimewa bagi peserta berusia di atas lima puluh tahun.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Ini pertama kali diadakan di Pidie,” ujar Ketua Panitia Pelaksana, Bashirol dengan senyum bangga. “Kami ingin Maulid Nabi tidak sekadar menjadi perayaan seremonial, tetapi wadah pembinaan karakter dan kebersamaan masyarakat Tijue,” tambahnya.

Tema peringatan tahun ini, “Meneladani Akhlak Nabi, Membangun Generasi Islami dan Berakhlakul Karimah,” bukan sekadar tulisan di spanduk. Ia menjelma menjadi semangat hidup warga, tampak dari antusiasme mengikuti lomba tilawah, pidato islami, cerdas cermat, hingga kegiatan sosial seperti santunan anak yatim dan tausiah menjelang malam.

Yang paling menyentuh hati adalah pemandangan para ibu lanjut usia duduk berderet dengan mushaf di tangan. Suara mereka lirih namun mantap, melantunkan ayat demi ayat dengan tartil penuh penghayatan.

Mereka bukan sekadar peserta lomba, melainkan penjaga ruh keislaman di gampong yang dikenal religius.

“Ini bukti bahwa Gampong Tijue, Kecamatan Pidie, pantas disebut Gampong Percontohan Syariat,” ujar salah satu peserta dengan mata berbinar. “Kami ingin memberi contoh kepada anak cucu, bahwa belajar Al-Qur’an tak mengenal usia.”

Menjelang puncak acara pada 29 Oktober 2025 mendatang, warga bersiap menggelar kenduri maulid dan doa bersama di meunasah. Nasi briyani, kuah beulangong, dan sepotong harapan akan tersaji di meja panjang, mengiringi lantunan selawat yang membumbung ke langit.

Di tengah dunia yang kian bising, Gampong Tijue menyalakan pelitanya. Dari sinilah warga percaya, meneladani akhlak Rasul bukan sekadar cerita masa lalu, melainkan jalan hidup yang terus mereka perjuangkan. Muhammad Riza

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE