LHOKSEUMAWE (Waspada): Ribuan nelayan Lhokseumawe tidak melakuka aktivitas di laut, mengenang 18 tahun musibah gempa dan tsunami Aceh. Para nelayan berkumpul, mendoakan para korban yang meninggal pada 26 Desember 2004 lalu.
Panglima Laot (pimpinan adat di laut) Aceh Utara, Hamdani Yakup kepada Waspada menjelaskan, lebih dari 2.000 nelayan di Aceh Utara tidak melakuka aktivitas tangkapan ikan. Mereka mengenang musibah yang menyenangkan korban jiwa. “Mengenang tsunami, kami para nelayan tidak turun ke laut,” jelas Hamdani Yakupm Senin (26/12).
Aceh Utara termasuk kawasan yang mengalami rusak parah akibat tsunami. Pesisir Kecamatan Seunuddon dan Muara Batu, merusakan kawasan terparah terjadi gelombang tsunami. Selain korban jiwa, rumah dan tempat usaha warga hancur.

Mengenang tsunami juga dilakukan di perkampungan nelayan Pusong, Lhokseumawe. Menurut Panglima Laot Lhok Pusong Rusli Yusuf, lebih dari 2.000 nelayan berkumpul di Pusong. “Kami mendoakan untuk korban tsunami,” jelasnya.
Selain para nelayan tradisional, para nelayan kapal ikan juga tidak melaut. Sejumlah kapal yang berada di tengah laut, telah dihimbau untuk kembali ke darat. “Semua kapal ikan juga tidak melaut hari ini,” tambahnya.
Setelah doa bersama, para nelayan kembali melakukan aktivitasnya. Setelah shalat dhuhur mereka kembali melakukan tangkapan ikan.(b08)