Scroll Untuk Membaca

AcehPendidikan

Menjejak Budaya Di Era Digital: Universitas Samudra Perkuat Literasi Guru Gayo Lues Lewat Virtual Tour

Menjejak Budaya Di Era Digital: Universitas Samudra Perkuat Literasi Guru Gayo Lues Lewat Virtual Tour
Pengabdian Kepada Masyarakat Terintegrasi KKN Pemberdayaan Pendidik melalui Penguatan Literasi Digital oleh Tim dosen Universitas Samudra, di Kabupaten Gayo Lues.Waspada/ist
Kecil Besar
14px

LANGSA (Waspada): Tim dosen Universitas Samudra kembali melaksanakan kontribusi nyata melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Madrasah Ibtidaiyah Sekuelen, Kecamatan Blangjerango, Kabupaten Gayo Lues.

Kegiatan bertajuk ‘Pemberdayaan Pendidik melalui Penguatan Literasi Digital: Replikasi Teknologi Langsa Multicultural Heritage Virtual Tour di Gayo Lues’ diikuti tim pengabdi yakni Rapita Aprilia, S.Pd, M.Pd serta didampingi Teguh Riyanto, S.Pd salah satu pengembang Langsa Multicultural Heritage Virtual Tour.

Selain itu, kegiatan ini dihadiri oleh para penghulu desa yaitu, Desa Tingkem (Rusdi Syahputra), Desa Sekuelen (Karim Ali), dan Desa Akul diwakili Sekdes Mintar dan melibatka guru sekolah dasar dari wilayah sekitar serta mahasiswa KKN Universitas Samudra Periode II Tahun 2025 dari Kelompok 3, 99, dan 112.

Ketua tim PKM Universitas Samudra Langsa Dr. Mufti Riyani, S.Pd, M.Pd kepada Waspada, Rabu (2/7) mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya membangun kesadaran kolektif akan pentingnya identitas lokal dalam menghadapi dunia digital.

“Tidak ada masa depan tanpa ingatan, dan tidak ada teknologi yang bermakna tanpa budaya di dalamnya,” ujar Dr. Mufti Riyani.

Adapun, kutipan tersebut bukan hanya menjadi pembuka yang mengesankan, tetapi juga menggambarkan visi besar kegiatan: menjadikan teknologi virtual tour sebagai media pendidikan yang berpihak pada sejarah, budaya, dan nilai-nilai lokal.

“Melalui pelatihan yang bersifat praktis, para guru diajak mengenal serta mempraktikkan pembuatan virtual tour sederhana. Mereka mendokumentasikan lingkungan sekolah dalam bentuk foto dan video 360 derajat, lalu belajar mengolahnya menjadi sajian digital yang dapat diakses secara publik,” sebut Mufti Riyani.

Jadi dalam proses ini, ujarnya, mahasiswa KKN bertindak sebagai fasilitator aktif, menciptakan suasana belajar yang kolaboratif, saling mendukung, dan penuh semangat gotong royong. Kegiatan ini dirancang dan dipersiapkan secara bersama oleh mahasiswa Universitas Samudra, menunjukkan bahwa pengabdian yang bermakna lahir dari partisipasi langsung dan kepedulian nyata.

“Semoga, dengan semangat kolaborasi dan komitmen terhadap pelestarian nilai budaya, tim ini memandang replikasi teknologi di Gayo Lues bukan sekadar kelanjutan hasil riset akademik, tetapi juga sebagai ruang belajar bersama yang menghidupkan nilai-nilai perdamaian, keberagaman, dan saling menghargai,” tuturnya.

Selain itu, inisiatif ini diharapkan menjadi jembatan antara inovasi digital, warisan budaya lokal, dan pembelajaran multikultural. Teknologi tidak sekadar menjadi alat bantu, tetapi menjelma sebagai media edukasi yang mampu menumbuhkan empati, membangun dialog antarbudaya, serta memperkuat harmoni sosial-sebuah pendekatan pendidikan perdamaian yang berakar pada kearifan lokal.

Sebagai bentuk kontribusi berkelanjutan, tim pengabdi juga menyerahkan dua buku hasil riset kepada para pengulu dari tiga desa. Buku pertama, Merawat Aceh Damai, memuat narasi-narasi perdamaian dan strategi implementasi pendidikan perdamaian di Aceh.

Sementara buku kedua, Adat Dipangku, Alam Dijaga: Kisah Bumi dan Amani, merupakan cerita bergambar untuk anak-anak yang mengangkat isu perubahan iklim melalui pendekatan nilai adat.

“Penyerahan dilakukan secara simbolis dan diterima dengan penuh antusias sebagai bagian dari penguatan literasi berbasis kearifan lokal,” imbuh Mufti Riyani.

Sementara, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Sekuelen diwakili Ali Imran, S.Pd.I menyampaikan apresiasi yang mendalam atas inisiatif pengabdian ini, yang dinilainya menyentuh langsung kebutuhan aktual para guru dan sekolah.

“Testimoni positif juga disampaikan oleh Sartika Sari Putri Dewi, salah satu guru peserta pelatihan, yang mengungkapkan rasa senang dan antusiasmenya dalam mengikuti kegiatan yang disebutnya ‘berbeda dan berkesan,’ ” sebutnya.

Jadi, sebagai bentuk penghargaan, ia menerima cendera mata dari tim pengabdi, berupa hasil proyek pembelajaran mahasiswa dalam mata kuliah entrepreneur Kesejarahan.

Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya mempertemukan akademisi, guru, dan mahasiswa dalam satu ruang belajar, tetapi juga menegaskan bahwa inovasi teknologi harus berpijak pada akar budaya.

“Di tengah arus digitalisasi yang semakin cepat, Universitas Samudra menunjukkan komitmennya untuk terus menghadirkan riset dan pengabdian yang membumi, relevan, serta berdampak luas bagi masyarakat, sekaligus menjadi bagian dari upaya kolektif menyemai damai dari akar,” tandasnya. (b24)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE