BANDA ACEH (Waspada): Sehari setelah peringatan Hari Buku Nasional, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di bawah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Rumah Baca Aneuk Nanggroe peringati momen genap 11 tahun berkhidmah melalui wisata buku gratis MIBARA (Minggu Baca Rame-rame).
Hal tersebut diungkapkan Ketua TBM Ruman Aceh, Fathin Fadlullah Azmi S.T., di sela-sela pelaksanaan edisi ke 324 MIBARA di lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Minggu (18/5/25).
“Sebuah kesyukuran sekaligus kebahagiaan bagi kami masih Allah izinkan untuk melanjutkan Khidmah sederhana ini sejak dimulai pada 18 Mei 2014 lalu. Komitmen kami terus hadirkan kebermanfaatan bagi masyarakat secara umum dan anak-anak sebagai prioritas, Insya Allah”, ujar Fathin.
Ruman Aceh, sebut Fathin, secara khusus menghaturkan terima kasih kepada pengelola lapangan Blang Padang yang mengizinkan bergiat tanpa dipungut biaya apapun sejak awal hingga kini.
“Begitu pula kepada para relawan yang telah meluangkan waktu spesial di setiap akhir pekan dan semua sahabat yang pernah dan masih terus membersamai, Ruman Aceh menghaturkan terima kasih”, ungkapnya.

Hadiahkan 120 Buku Kepada Pengunjung
Pada saat bersamaan, pendiri dan Pembina PKBM Ruman Aceh, Ahmad Arif, menyapa para pengunjung dan juga masyarakat yang melewati lapak mereka sembari membagikan 120 eksemplar buku berjudul “Ketika Kata Menjadi Mantera” sebagai hadiah atas momen 11 tahun MIBARA.
“Sebagai eskpresi kesyukuran, kita menghadiahkan buku yang disumbangkan dan dihantarkan langsung oleh owner penerbit Afkari baru-baru ini ke basecamp Ruman Aceh. Sungguh, terima kasih kita tidak berbilang atas atensi, apresiasi dan donasi yang diberikan beragam lapisan masyarakat”, tuturnya.
MIBARA, kata Arif , diniatkan untuk mengatrol minat baca dan kemampuan literasi anak-anak usia TK, SD dan SMP secara khusus. Juga semua kalangan masyarakat. Selain gratis baca di tempat, setiap pengunjung bisa meminjam hingga lima judul bacaan selama sepekan tanpa syarat apapun.
“Modalnya hanya saling percaya, saling jujur dan saling tanggungjawab. Sebab bagi kita, ketiga karakter tersebut menjadi dasar fundamental dalam ikhtiar mengisi kedisinian dan kekinian yang berkeadaban”, pungkas Arif dengan tersenyum.(b02)