Scroll Untuk Membaca

Aceh

Miris, Di Aceh Singkil Masih Ada Pelajar SD Yang Belajar Di Lantai

Kecil Besar
14px

SINGKIL (Waspada): Kementerian Pendidikan RI diketahui mendapat porsi prioritas anggaran mencapai 20 persen dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), yang dialokasikan untuk percepatan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan terutama untuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar.
Sayangnya, sampai hari ini di Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Aceh, masih ada ditemukan pelajar setingkat Sekolah Dasar (SD) yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) dilantai. Meski kondisi sekolah tersebut berada dekat dengan kawasan ibukota kecamatan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Miris, Di Aceh Singkil Masih Ada Pelajar SD Yang Belajar Di Lantai

IKLAN

Kepala SD Negeri Tanah Bara di Gunung Meriah, Sri Matondang membenarkan jika kondisi anak-anak didiknya masih belajar dilantai.
“Disini saya tidak ada niat untuk menyinggung siapapun dan tidak ada niat melapor. Tapi memang beginilah kondisi rill nyata yang terjadi,” ucap Matondang saat dikonfirmasi wartawan terkait adanya laporan masyarakat yang menyampaikan siswa/siswi di sekolah tersebut masih belajar dilantai.
Matondang menjelaskan, saat ini siswa/siswi didiknya terpaksa belajar di lantai. Lantaran sampai saat ini belum memiliki mobiler lengkap, termasuk meja kursi siswa, meja guru, maupun papan tulis belum ada.
Namun untuk mengatasinya agar tidak terus-menerus duduk dilantai, guru yang mengajar berinisiatif mengajak siswa untuk menumpang ruang belajar di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) yang lokasi nya berada bersebelahan.
“Jika tidak dikasi pakai, karena sedang dipakai juga, ya terpaksa belajar dilantai,” keluhnya
Begitupun jika dilihat kondisinya, meski bangunannya permanen bagus, namun fasilitas ruang belajar MIS yang ditumpangi tersebut juga masih belum layak untuk digunakan belajar anak-anak.
“Meja kursinya kalau dibilang ya juga sudah tidak layak, karena 1 bangku diduduki 3 sampai 4 siswa,” ucapnya.
Dijelaskannya kondisi tersebut telah dialami siswa/siswi didiknya sejak beberapa tahun lalu.
Meski sudah berkali-kali diusulkan ke Dinas Pendidikan namun sampai saat ini mobiler juga belum ada diterima.
“Dari sebelum saya menjabat juga sudah diusulkan Kepala Sekolah yang sebelumnya, tapi belum juga ada prioritas untuk sarana prasarana belajar kami. Termasuk foto-foto kondisi sekokah juga sudah saya serahkan langsung ke Kadis,” bebernya.
Matondang menyebutkan, jumlah guru PNS di SD tersebut hanya 4 orang dan ditambah guru honor. Dan jumlah siswa/siswi SD yang dipimpinnya berjumlah 109 orang. Kendati yang terdata dalam Dapodik hanya 99 orang siswa. “Kemungkinan ada siswa pindahan namun belum lepas dari sekolah yang lama,’ ujarnya
Dijelaskannya, meski ruang belajar mencukupi ada sebanyak 6 ruangan, dan 1 ruang perpustakaan, namun sekolah tersebut tidak memiliki kantor guru. Sementara kantor untuk guru masih memanfaatkan ruang perpustakaan.

Sebelumnya, bangunan sekolah tersebut dibangun melalui anggaran dana Otonomi Khusus (Otsus) Aceh. Kendati tidak dengan mobiler. Dan sejak berdiri sudah berstatus negeri.
Sudah capek juga mengusulkan, jumpa sana, jumpa sini diarahkan sana-sini tapi tidak juga terealisasi.
Sudah saya upayakan juga minta bangku bekas ke sekolah lain untuk diperbaiki, tapi sekolah lain juga mengaku masih kurang.
Jika dana BOS dipakai untuk pengadaan mobiler khawatir pembayaran honor dan operasional dikhawatirkan tidak terbayar.
Kami sangat berharap agar Dinas Pendidikan kedepan bisa memprioritaskan untuk pengadaan mobiler kami, harapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Aceh Singkil Khalilullah yang mengaku sedang mengikuti Diklat PKN di Kemendikbudristek, Depok saat dikonfirmasi Waspada.id melalui handphonenya, Jumat (25/3) menjelaskan, dirinya sudah menerima laporan terkait kondisi sekolah yang kekurangan mobiler tersebut.

Disebutkannya, setiap tahun Dinas Pendidikan Aceh Singkil telah menyediakan anggaran untuk pengadaan mobiler tersebut.
Namun karena keterbatasan biaya, sehingga hanya mencukupi untuk beberapa kelas saja yang bisa tertangani.
Begitupun, perlu diketahui terkait mobiler ini setiap tahun sudah tentu terjadi penyusutan karena kerusakan.
Sehingga untuk sekolah diharapkan bisa lebih optimal dalam memelihara dan menjaga melalui wali kelas dan siswanya itu sendiri, ujar Khalilullah. (B25)

Miris, Di Aceh Singkil Masih Ada Pelajar SD Yang Belajar Di Lantai

Beginilah kondisi siswa SDN Tanah Bara saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Waspada/Ist

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE