KUTACANE (Waspada.id): Mobil barang di ruas jalan nasional Batas Gayo Lues – Kutacane, kembali menyeruduk rumah warga Kampung Melayu Kecamatan Babussalam, Kamis (16/10) pukul 04.10 WIB.
Kejadian mobil barang (mobar), mobil penumpang dan mobil barang jenis Mitsubishi BL 3332 B dari Kutacane menuju Gayo Lues, di ruas jalan nasional Kecamatan Babussalam, menyeruduk rumah warga di Kute (Desa) Kampung Melayu, merupakan peristiwa yang seolah-seolah telah menjadi langganan.
Menurut Bupati LIRA, Muhammad Saleh Selian, mobil di ruas jalan nasional menyeruduk rumah dan tempat usaha warga Kampung Melayu, merupakan kejadian berulang dan terus terjadi di ruas jalan nasional Batas Gayo Lues- Batas Agara- Kutacane sepanjang 2 tahun terakhir.
Namun anehnya, kejadian tersebut seolah tak membuat tergerak hati pihak PPK ruas jalan nasional, melakukan. Perbaikan agar tak banyak lagi pengemudi dan warga yang jadi korban akibat jalan licin berlapiskan aspal tersebut.
Jalan licin berlapiskan aspal, lanjut Saleh LIRA, merupakan program gagal uji coba yang dilakukan dalam perawatan jalan nasional di Aceh Tenggara.

Jalan nasional di kawasan Kampung Melayu ini, telah lama diusulkan warga untuk diperbaiki, namun sampai dua tahun, keluhan disampaikan warga atau pengguna jalan, sama sekali belum ditanggapi pihak PPK maupun rekanan yang dipercayakan mengurus perawatan jalan nasional di jalur ramai itu.
Bahkan kepada pihak PPK Jalnas, LIRA telah menyampaikan keluhan dan usulan warga, agar jalan berlapiskan aspal licin tersebut untuk diperbaiki, namun jawaban pihak PPK, perbaikannya telah disampaikan pada Kiki Handoko dari PT Gala Fika Mandiri selaku rekanan.
Kiki Handoko, kepercayaan PT Gala Fika Mandiri (GFM) kepada Waspada.id, Kamis (16/10) mengatakan, pihaknya telah merencanakan dan menyiapkan anggaran pemasangan marka kejut pada ruas jalan nasional di Kute Kampung Melayu itu.
“Panjang marka kejut itu, diperkirakan 50 meter dan dibagi dalam beberapa segmen, itu yang akan kita pasang,” ujar Kiki.

Namun kesulitannya, sampai saat belum ada tukang ahli yang mau memasang marka kejut tersebut. “Alasannya, hanya bekerja 2 hari, tanggung waktunya, sementara tukang di Agara ini tak ada yang mampu memasang marka kejut itu,” tegas Kiki Handoko.
“Pun demikian, agar perbaikan jalan nasional tersebut terealisasi dan pengguna jalan merasa nyaman melintasi jalan di Kampung Melayu itu dan menghindari terjadinya laka lantas akibat mobil menyeruduk rumah warga, kita juga berencana menyampaikan pada pihak PPK untuk mendatangkan tukang pemasangan marka kejut di ruas jalan nasional tersebut,” pungkas Kiki Handoko.(id79)