SIGLI (Waspada): Musabaqah Tunas Ramadhan (MTR) XXII tingkat Provinsi Aceh di Kabupaten Pidie adalah bagian dari empat komponen kegiatan besar Gerakan Pagar Bambu Putih. Demikian Pj Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto M.S.i, kepada Waspada.id, Kamis (30/3).
Disebutkan, empat komponen tersebut adalah melakukan silahturahmi para Keuchik (kepala desa-red) dan ulama. Pasar kontrol, ini adalah pasar rakyat yang dikembangkan untuk mengontrol harga-harga pasar umum. Selanjutnya melakukan Megang Akbar, ini pun ujar Wahyudi Adisiswanto telah dilaksanakan dalam rangka membantu kaum dhuafa pada Megang Ramadan beberapa waktu lalu.
Ir Wahyudi Adisiswanto menuturkan komponen keempat atau yang terakhir ini kegiatan paling besar dilaksanakan di tengah-tengah bulan Ramadan. Sesungguhnya, imbuh dia, kegiatan itu diawali dengan Gampong Ramadan. Gampong Ramadan yang dimaksudkannya itu adalah Musabaqah Tunas Ramadhan (MTR) XXII Aceh. Ini sebut dia dilakukan oleh Pramuka yang dipusatkan di Gedung Pidie Convention Center (PCC).
Dia menjelaskan bahwa Gerakan Bambu Putih ini mengandung filosofi memagari masyarakat dari provokasi-provokasi politik di tahun politik, ini penting dilakukan supaya masyarakat tetap hidup aman, nyaman dan damai dalam menjalankan berbagai aktivitasnya sehari-hari, tidak terpengaruh dengan politik yang berujung konflik.
“Kebetulan ada kegiatan musabaqah, ini kan bagus sekali untuk mengembalikan giroh Ramadan supaya tidak terpengaruh politik” katanya.
Karena itu, dia mengajak seluruh elemen masyarakat Kabupaten Pidie untuk mendukung dan menyukseskan kegiatan MTR Pramuka XXII Aceh di Kabupaten Pidie yang digelar di gedung PCC selama lima hari, mulai Senin (3/4/2023) sampai Jumat (7/4/2023). (b06)