SIGLI (Waspada.id): Pencipta lagu Aceh, Nek Kabong, merilis single terbarunya berjudul “Gaseh Meutuka” melalui kanal YouTube Aie Arbi Official.
Lagu bernuansa slow rock melankolis itu dibawakan penyanyi muda Aie Arbi, yang menurut Nek Kabong memiliki karakter vokal paling tepat untuk mengekspresikan kedalaman makna lirik yang ditulisnya berdasarkan pengalaman pribadi.
Dalam keterangannya, Minggu (22/11) Nek Kabong menyebut keputusan memilih Aie Arbi bukanlah langkah spontan, melainkan hasil pertimbangan yang panjang. Ia menilai Aie memiliki suara tinggi, melengking bersih, serta cengkok melayu yang kuat sehingga mampu menyalurkan emosi lagu secara maksimal.
“Karakter vokal Aie sangat mendukung warna melankolis ‘Gaseh Meutuka’. Saya yakin dia bisa menghidupkan lagu ini dengan jiwa,” ujar Nek Kabong, di Krueng Sabe, Aceh Jaya.
Lagu “Gaseh Meutuka” ditulis berdasarkan kisah nyata yang dialaminya sekitar 12 tahun lalu. Kisah itu ia simpan dalam bentuk lirik hingga akhirnya menemukan penyanyi yang ia nilai mampu memberi napas baru pada cerita tersebut.
“Saya menunggu waktu dan orang yang tepat. Setelah mendengar karakter vokal Aie, saya baru yakin lagu ini bisa dirilis,” tambahnya.
Sentuhan Aransemen Rahmat RS
Selain vokal Aie, kualitas musik lagu ini diperkuat penata aransemen Rahmat RS, musisi Aceh berpengalaman yang dikenal dengan detail musikalitasnya. Nek Kabong menyebut Rahmat sebagai sosok yang mampu membaca kebutuhan emosional lagu tanpa berlebihan.
“Rahmat RS sangat teliti dalam menyusun struktur musik. Dia menjaga agar nuansa slow rock tetap lembut dan tidak menutupi pesan lirik,” kata Nek Kabong.
Rahmat RS, saat dimintai tanggapan, menjelaskan bahwa aransemen “Gaseh Meutuka” dibangun dengan pendekatan minimalis namun kaya dinamika. Ia mengutamakan permainan gitar yang menjadi identitas kuat slow rock, dipadukan sentuhan string halus untuk menegaskan suasana melankolis.
“Saya ingin musiknya membawa pendengar larut tanpa mengalahkan vokal. Lagu ini bercerita tentang perasaan yang tertahan bertahun-tahun, jadi musiknya harus memberi ruang untuk itu,” ujar Rahmat.
Ia menambahkan bahwa kualitas vokal Aie memberi keleluasaan dalam menciptakan aransemen bertingkat. Menurutnya, penyanyi muda tersebut memiliki kestabilan pada nada tinggi yang kompatibel dengan teknik slow rock klasik.
“Aie punya rentang vokal yang fleksibel. Itu membuat saya bisa menyusun aransemen yang naik bertahap tanpa membuat vokalnya terbebani,” ungkapnya.
Apresiasi dari Rekan Penyanyi Aceh
Penyanyi Aceh, Boim Riza, turut memberikan apresiasi terhadap rilisan tersebut. Menurut Boim, kolaborasi antara Nek Kabong, Aie Arbi, dan Rahmat RS menciptakan komposisi yang saling melengkapi.
“Karya Nek Kabong selalu dekat dengan kehidupan masyarakat, liriknya sederhana tapi mengena. Ketika dibawakan Aie dan diaransemen Rahmat, lagu ini menjadi sangat kuat,” ujar Boim.
Ia juga menilai Aie memiliki potensi besar sebagai penyanyi baru di industri musik Aceh. “Aie berani di nada-nada tinggi, dan itu tidak dimiliki semua penyanyi muda. Dengan pembinaan yang tepat, dia bisa berkembang jauh,” katanya.
Boim berharap generasi muda seperti Aie terus mendapatkan ruang untuk tampil dan menghasilkan karya.
Nek Kabong, lahir di Gampong Kabong, Kecamatan Krueng Sabe, Aceh Jaya, pada 9 September 1989. Ia mulai aktif sebagai pencipta lagu sejak 2012 dan kini dikenal sebagai salah satu penulis lagu produktif di Aceh. Banyak penyanyi daerah mempercayakan karya kepadanya karena kemampuannya merangkai lirik yang puitis namun tetap mudah dipahami pendengar.
Menurutnya, merilis “Gaseh Meutuka” merupakan langkah penting dalam perjalanan kreatifnya. “Ini bukan hanya lagu. Ini cerita yang pernah saya alami, dan butuh waktu lama untuk akhirnya saya lepaskan kepada publik,” katanya.
Nek Kabong berharap karya ini dapat memberi warna baru di tengah perkembangan musik Aceh, sekaligus menjadi momentum regenerasi penyanyi lokal. Ia menilai penting bagi pencipta lagu dan musisi senior untuk memberi ruang bagi talenta muda.
“Aie adalah bagian dari generasi baru. Saya ingin musik Aceh terus hidup melalui mereka,” ujarnya.
Rahmat RS juga menegaskan pentingnya keberlanjutan ekosistem musik Aceh. “Selama pencipta, penyanyi, dan penata musik mau bekerja sama dengan baik, musik Aceh akan tetap berkembang,” katanya.
Dengan dirilisnya “Gaseh Meutuka”, publik Aceh diharapkan dapat menikmati karya yang memadukan kisah pribadi, vokal muda yang kuat, serta sentuhan aransemen yang matang. Lagu tersebut kini dapat didengarkan melalui kanal YouTube Aie Arbi Official. (id69)












