SIMEULUE (Waspada): Obat-obatan di Rumah Umum Sakit Daerah (RSUD) Simeulue dilaporkan belakangan ini langka. Informasi ini sudah menyeruak dan membuat resah.
Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) merespon cepat persoalan menyangkut kepentingan umum ini dan langsung menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan manajemen Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Simeulue, Selasa (25/2).
Sehari sebelumnya, RDP juga telah digelar namun setelah beberapa lama berlangsung diundur, sebab pihak manajemen BLUD RSUD Simeulue tak membawa bahan tertulis.
Nah, di RDP yang dipimpin Wakil Ketua DPRK Simeulue Andry Stiawan pada Selasa (25/2) itu, manajemen mengungkap sejumlah hal menarik diantaranya kelangkaan obat karena minimnya penebusan obat belakangan ini.
Namun menurut Direktur Evi Masita, dana BPJS sebesar Rp13 miliar sudah diklaim saat jabatan direktur dipegang oleh Pelaksana Tugas (Plt) Andrianto.
Sayangnya, menurut Evi yang tak ingin menyalahkan siapapun, bahwa anggaran BPJS hanya sedikit yang digunakan untuk membeli obat melainkan dipergunakan untuk hal lain.
Mantan Plt Direktur RSUD Simeulue Andrianto yang dihubungi Waspada via WhatsApp mengaku sedang sakit kaki akibat jatuh dan sedang menjalani perobatan kusuk tradisional.
Pimpinan Sidang RDP Wakil Ketua DPRK Andry Stiawan yang dikonfirmasi terkait tindak lanjut soal hasil RDP bersama manajemen BLUD RSUD Simeulue, mengatakan akan segera ada titik terang.
“Insya Allah dalam beberapa hari ini jalan keluar mengenai obat sudah teratasi bang. Sesuai duduk RDP kami kemarin,” jawab Andry Stiawan. (b26)
