SIGLI (Waspada.id): Panglima Laot Kabupaten Pidie, Marfian AS, Senin (8/12), menginstruksikan seluruh Panglima Laot Lhok di wilayahnya untuk menyiagakan boat nelayan guna membantu evakuasi dan distribusi bantuan bagi warga yang masih terisolasi akibat banjir dan tanah longsor yang melanda hampir seluruh Aceh.
Instruksi itu disampaikan menindaklanjuti arahan Panglima Laot Aceh yang meminta seluruh struktur organisasi di tingkat kabupaten dan lhok tetap siaga selama masa tanggap darurat. “Ini saatnya kita bahu-membahu. Boat nelayan harus menjadi alternatif agar saudara kita yang terdampak tidak terputus dari bantuan,” tegas Marfian.
Hingga Senin, bencana yang menerjang 20 kabupaten/kota di Aceh telah menimbulkan korban jiwa, merusak infrastruktur, serta memutus akses jalan dan jembatan. Kondisi tersebut menghambat proses evakuasi dan memperlambat distribusi bantuan ke sejumlah wilayah yang masih terisolir.
Marfian mengungkapkan bahwa sejak hari pertama musibah, para nelayan sudah bergerak membantu warga tanpa menunggu perintah. “Banyak gampong yang tenggelam dan tak bisa dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat. Boat nelayan menjadi satu-satunya harapan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa di titik-titik yang hingga kini masih terputus jembatan penghubung atau wilayah yang belum dapat ditembus kendaraan darat, boat nelayan terbukti menjadi penyelamat. Para nelayan, katanya, telah berinisiatif menjemput warga yang terjebak banjir dan mengantar bantuan ke lokasi-lokasi yang tidak bisa dijangkau tim darat.
“Sesuai instruksi Panglima Laot Aceh, seluruh struktur Panglima Laot di kabupaten dan lhok diminta tetap siaga selama masa tanggap darurat. Kita harus terus bergerak. Ini momen terpenting untuk saling membantu,” tutupnya.(id69)












