SUBULUSSALAM (Waspada.id) : Pasar Gratis yang digagas oleh sekelompok mahasiswa dan masyarakat Kota Subulussalam sejak tahun 2025 kembali digelar. Aksi ini menjadi bentuk solidaritas sosial yang digerakkan dari rakyat untuk rakyat, sekaligus sindiran terhadap kesenjangan ekonomi yang masih terjadi.
Pasar Gratis ini dikenal dengan nama Pasar Gratis Sada Kata, mengadopsi slogan Kota Subulussalam “Sada Kata” yang berarti satu kata. Kegiatan tersebut sepenuhnya bersifat sukarela, tanpa transaksi jual beli, barter, atau pertukaran jasa. Semua barang yang dibagikan benar-benar gratis, dengan satu prinsip utama, berbagi.
“Pasar Gratis bukan pasar alternatif yang melibatkan transaksi. Ini murni ruang berbagi, bentuk protes sosial terhadap ketimpangan yang tak kunjung selesai,” ujar Yudi Ardian, mahasiswa Komunikasi Unima Lhokseumawe, asal Subulussalam, Senin (4/8).
Ia menegaskan, Pasar Gratis tidak berada di bawah kendali organisasi manapun dan tidak diinisiasi oleh partai politik, lembaga amal, ataupun institusi formal lainnya. Kegiatan ini bersifat independen dan terbuka bagi siapa saja tanpa memandang latar belakang sosial, suku, atau agama.
“Semua orang boleh bergabung sebagai relawan atau partisipan, kecuali dari unsur pemerintah. Ini bukan panggung heroisme atau narsisme media,” tambah Yudi.
Selama kegiatan berlangsung, berbagai barang dibagikan kepada masyarakat secara cuma-cuma, mulai dari pakaian bekas layak pakai, sandal, sepatu, hingga buku-buku pengetahuan. Barang-barang tersebut merupakan hasil donasi dari masyarakat yang peduli.
Pasar Gratis Sada Kata menjadi ruang alternatif solidaritas warga Subulussalam dalam menjawab kebutuhan sosial di tengah keterbatasan peran negara. Para penggagas berharap kegiatan ini terus berlanjut dan menjadi budaya berbagi tanpa sekat di tengah masyarakat.(id77)
