SINGKIL (Waspada): Pendangkalan 4 muara sungai, yang telah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir di Kabupaten Aceh Singkil kondisinya semakin parah.
Masyarakat di 3 kecamatan tersebut semakin kesulitan mencari nafkah, lantaran belum ada upaya serius pemerintah untuk melakukan penanganan.
Pendangkalan empat muara sungai tersebut meliputi, muara di Kuala Gabi Desa Pulo Sarok Kecamatan Singkil dan muara sungai memasuki Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Anak Laut Desa Suka Damai Kecamatan Singkil, yang dimanfaatkan nelayan di Kecamatan Singkil Utara.
Kemudian pendangkalan muara dan kawasan Sungai Singkil Lama, yang menyebabkan penebang nipah, pencari lokan dan nelayan sungai lainnya kesulitan beraktifitas.
Serta muara sungai di Kecamatan Kuala Baru yang juga sempat beberapakali menyebabkan kecelakaan laut boat nelayan yang karam di kawasan itu.
Dan 4 muara sungai ini menjadi urat nadi perekonomian masyarakat di 3 kecamatan tersebut.
Sementara itu, muara sungai Kuala Gabi saat ini tidak bisa lagi melakukan bongkar muat di dermaga tradisional nelayan tersebut. Saat ini bongkar muat barang terpaksa dialihkan ke dermaga PPI Anak Laut.
Akibatnya, para buruh di dermaga tradisional Pulo Sarok Singkil, yang kesehariannya menggantungkan hidup dengan bongkar muat barang boat nelayan maupun boat penumpang tersebut kehilangan mata pencahariannya sejak sepekan ini.
Mereka pun sempat beramai-ramai mendatangi Pj Bupati Aceh Singkil Drs Azmi, dan meminta agar kapal barang dan boat perikanan itu bisa kembali berlabuh di Tangkahan Jembatan Tinggi Desa Pulo Sarok Singkil atau dialihkan sementara ke Pelabuhan Syahbandar.
Sebab selama ini, Tangkahan Jembatan Tinggi tersebut menjadi tempat persinggahan bagi kapal barang, yang menjadi mata pencaharian bagi para buruh dan penarik becak selama ini, kata Kepala Desa Pulo Sarok Yasmi Darliansah di hadapan Pj Azmi, awal pekan ini.
Menanggapi persoalan keluhan nelayan yang bertahun-tahun tidak tertangani itu, Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjen) Persaudaraan Barat Selatan Aceh (PBSA) Fadhli Ali, SE, MSi kepada Waspada.id, Rabu (6/9) mengungkapkan, Pemerintah Daerah harusnya segera merespon keluhan masyarakat tersebut.
Salah satunya dengan menyampaikan permohonan program pengerukan muara sungai ke Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Pusat.
“Atau pengusulan proposal kelompok masyarakat melalui Koperasi Nelayan untuk membuat dan menyampaikan usulan penanganan muara sungai dimaksud kepada Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Pusat dan mendapat rekom dari Pj Bupati Aceh Singkil,” ucap Fadhli.
Sudah saatnya pula masyarakat Aceh Singkil menagih janji para Anggota DPR RI yang terpilih pada 2019 lalu untuk memperjuangkan jeritan rakyat Aceh Singkil tersebut.
Jika selama ini DPR RI asal dapil I yang mencakup wilayah Singkil, ada yang belum berbuat baik atau balas budi pada masyarakat Singkil. Sehingga sudah saatnya mereka memberikan balasan terhadap cinta warga Singkil dari anggota DPR RI asal Dapil I Aceh ini, karena telah memberikan suaranya untuk duduk di kursi Parlemen tersebut, dengan merespon usulan masyarakat nelayan, yang menghadapi masalah pendangkalan 4 titiik muara sungai itu.
Sebab, ada 7 orang anggota DPR RI yang pernah menangguk suara untuk kemenangan mereka di Aceh Singkil. Harapannya, ada diantara mereka nanti yang bersungguh-sungguh merespon sampai aspirasi masyarakat nelayan di sana tersahuti atau ada solusi konkritnya dari APBN maupun APBA.
“Keluhan nelayan Singkil ini juga sudah saya sampaikan ke Kementerian Perhubungan Laut. Dan mereka menyarankan agar mengajukan proposal untuk program penanganan pendangkalan tersebut,” ucap Wasekjen PBSA, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) itu. (b25)