AcehPendidikan

Pelatihan Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka Ke Guru SDN Alue Sentang

Pelatihan Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka Ke Guru SDN Alue Sentang
Dosen Universitas Samudra sebagai ketua pelaksana pelatihan Dr Asnawi, S.Pd., M.Pd didamping anggota tim, Bunga Mulyahati, S.Pd., M.Pd saat memberikan pelatihan intensif bertajuk 'Pemanfaatan Kearifan Lokal Aceh melalui Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka' kepada guru-guru SDN Alue Sentang, Kabupaten Aceh Timur. Waspada/ist
Kecil Besar
14px

LANGSA (Waspada): Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan yang relevan dengan konteks lokal, sekaligus mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka di tingkat sekolah dasar dibutuhkan pelatihan intensif bertajuk ‘Pemanfaatan Kearifan Lokal Aceh melalui Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka’ kepada guru-guru SDN Alue Sentang, Kabupaten Aceh Timur bekerjasama dengan Universitas Samudra.

Dosen Universitas Samudra sebagai ketua pelaksana Dr. Asnawi, S.Pd., M.Pd didukung anggota tim, Bunga Mulyahati, S.Pd., M.Pd yang keduanya merupakan akademisi yang memiliki kepakaran di bidang pendidikan dan telah banyak berkontribusi dalam pengembangan kurikulum berbasis kearifan lokal.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Dr. Asnawi kepada wartawan, Selasa (27/8) menyampaikan bahwa tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk memberikan pemahaman mendalam kepada para guru mengenai pentingnya mengintegrasikan kearifan lokal Aceh dalam modul ajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka.

“Kurikulum Merdeka memberikan ruang yang luas bagi para guru untuk berinovasi dalam proses pembelajaran. Salah satu cara terbaik untuk memanfaatkan ruang tersebut adalah dengan mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal yang dapat memperkaya pengalaman belajar siswa,” jelasnya.

Selama tiga hari pelatihan mulai 21 hingga 23 Agustus 2024 yang diikuti 20 guru SDN Alue Sentang, sebuah sekolah dasar yang dikenal dengan komitmennya terhadap pengembangan pendidikan berbasis lokal diberikan berbagai materi yang mencakup teknik penyusunan modul ajar yang inovatif dan kreatif.

“Materi ini difokuskan pada bagaimana cara memanfaatkan sumber daya lokal Aceh, seperti cerita rakyat, adat istiadat, serta kekayaan alam dan budaya, sebagai bahan ajar yang dapat dimasukkan ke dalam kurikulum,” jelasnya.

Selain itu, para peserta juga dilatih untuk mengembangkan metode pengajaran yang interaktif dan berbasis proyek, di mana siswa diajak untuk secara aktif mengeksplorasi dan memahami kearifan lokal mereka.

Sementara Bunga Mulyahati, S.Pd., M.Pd yang juga merupakan pemateri dalam pelatihan ini, menekankan pentingnya kearifan lokal sebagai salah satu pilar utama dalam pendidikan yang kontekstual.

Menurutnya, dengan memanfaatkan kearifan lokal, siswa tidak hanya belajar tentang ilmu pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya mereka sendiri.

“Ketika siswa memahami dan menghargai budaya mereka sendiri, mereka akan tumbuh menjadi individu yang memiliki jati diri yang kuat dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat,” ujar Bunga Mulyahati.

Pelatihan ini mendapat respons yang sangat positif dari paserta dan Kepala SDN Alue Sentang, Herana Budi, S.Pd mengungkapkan antusiasmenya terhadap pelaksanaan kegiatan ini.

“Kami merasa sangat beruntung bisa bekerja sama dengan Universitas Samudra dalam pelatihan ini. Para guru sangat antusias dan termotivasi untuk menerapkan apa yang mereka pelajari dalam proses pembelajaran di kelas. Kami berharap, melalui modul ajar yang berbasis kearifan lokal ini, siswa-siswa kami dapat lebih memahami dan menghargai warisan budaya Aceh,” ujarnya

Salah satu guru peserta pelatihan, Nurmawati, S.Pd mengungkapkan, pelatihan ini telah membuka wawasan baru baginya dalam menyusun modul ajar yang lebih relevan dan menarik bagi siswa.

“Selama ini, kita seringkali terfokus pada materi-materi yang bersifat umum dan global. Namun, melalui pelatihan ini, saya menyadari bahwa kearifan lokal bisa menjadi sumber yang sangat kaya dan bermanfaat untuk pembelajaran. Saya sangat bersemangat untuk segera menerapkan apa yang saya pelajari di kelas,” katanya.

Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model bagi sekolah-sekolah lain di Aceh dalam mengembangkan modul ajar yang berbasis kearifan lokal, sesuai dengan semangat Kurikulum Merdeka yang mendorong otonomi sekolah dan kreativitas guru.

Lebih jauh lagi, pelatihan ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam melestarikan kearifan lokal Aceh, sekaligus menjadikannya sebagai bagian integral dari proses pendidikan yang mengakar pada nilai-nilai budaya setempat.

Ke depan, Universitas Samudra dan SDN Alue Sentang berencana untuk terus memperkuat kerjasama ini, dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan serupa yang dapat memperluas dampak positif dari program ini.

Selain itu, ada juga rencana untuk mendokumentasikan hasil dari pelatihan ini dalam bentuk modul yang dapat digunakan oleh sekolah-sekolah lain di Aceh, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak guru dan siswa di seluruh provinsi.

“Pelatihan ‘Pemanfaatan Kearifan Lokal Aceh melalui Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka’ ini tidak hanya menjadi sarana peningkatan kompetensi guru, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam upaya pelestarian budaya lokal dan pengembangan pendidikan yang lebih relevan dengan kehidupan nyata siswa. Dengan demikian, pendidikan di Aceh diharapkan dapat terus berkembang, tidak hanya dalam aspek akademis tetapi juga dalam aspek budaya, sehingga mampu menghasilkan generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan berbudaya,” tandasnya. (b13)


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE