KUTACANE (Waspada.id): Kadis Kominfo Aceh Tenggara, Zulfan Harijadi, S. STP mengatakan saat ini, pemerintah terus menggenjot hilirisasi dan kali ini pada komoditas kelapa. Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan potensi devisa terhadap permintaan komoditas tersebut mengalami peningkatan hingga mencapai Rp2.400 triliun per tahun.
Hal tersebut disampaikan Mentan usai mengikuti rapat terbatas swasembada pangan, hiilirisasi di Istana Merdeka, Jakarta Kamis (9/10), kata kadis kominfo Aceh Tenggara, Zulfan Harijadi kepada Waspada.id, Jumat (10/10).
Selanjutnya kata Zulfan Harijadi, Mentan lanjut mengatakan,
rencana kita hilirisasi kelapa ini tidak dijual gelondongan ke luar negeri, yang total volumenya 2,8 juta ton. Kemudian kita hilirisasi nanti itu dari kelapa dalam menjadi coconut milk. Jadi ini visinya, harganya bisa naik 100 kali lipat. Kalau 100 kali lipat kita hitungan rata-rata saja, itu bisa menghasilkan Rp 2.400 triliun,” ujarnya.
Amran mengatakan seluruh kelapa yang diekspor ke seluruh dunia berpotensi menghasilkan keuntungan sangat besar. Menurutnya, dengan hilirisasi yang tepat dan pengolahan di dalam negeri, nilainya bisa meningkat.
“Katakanlah separuh saja, kali lima puluh, itu menghasilkan Rp1.200 triliun devisa, itu baru kelapa. Ada yang menarik, gambir, juga kita rencana hilirisasi, kita mensuplai dunia 80 persen gambir. Bisa jadi tinta untuk pemilu, bisa untuk sirih, bisa untuk sampo, dan seterusnya. Nah, mimpi kita adalah seluruh bahan baku yang kita ekspor ke seluruh dunia, termasuk CPO, kita hilirisasi,” ucapnya.
Lebih lanjut, Amran menegaskan potensi hilirisasi kelapa ini membuka lapangan pekerjaan baru, sehingga peningkatan kesejahteraan bisa terwujud dengan pemanfaatan hilirisasi sumber daya yang tepat.
“Khusus yang dikuasai pemerintah, sawit dikuasai pemerintah, kita hilirisasi dari TBS, tandan buah segar, menjadi FAME atau biofuel, kemudian menjadi minyak goreng, kemudian menjadi margarin atau mentega. Value added-nya harus ada di Indonesia. Nah kalau ini kita lakukan terus-menerus, membuka lapangan kerja, menekan kemiskinan, kemudian meningkatkan kesejahteraan, kemudian mengurangi pengangguran,” tegasnya.
Dengan hilirisasi, Amran mendorong pengembangan industri dalam negeri, sehingga Indonesia tidak lagi bergantung pada komoditas mentah dan memiliki posisi tawar yang kuat di pasar global.
“Inilah mimpi-mimpi besar kita sektor pertanian. Setelah pangan kita amankan, insya Allah tahun ini aman, kemudian kita bergerak ke perkebunan dan hortikultura, nanti bergerak terakhir di peternakan,” pungkasnya.
Kemudian, Menteri Pertanian (Mentan) menegaskan bahwa pemerintah akan menjadikan program hilirisasi perkebunan sebagai salah satu prioritas utama. Langkah ini diyakini mampu membuka jutaan lapangan kerja baru sekaligus mendongkrak nilai tambah komoditas pertanian dan perkebunan Indonesia di pasar dunia.
Menurut Mentan, komoditas perkebunan yang jadi fokus hilirisasi diantaranya kakao, mente, lada, gambir hingga kelapa. Dari semua itu, Indonesia bahkan sudah menguasai pasar dunia untuk komoditas tertentu. “Kemudian berikutnya adalah program hilirisasi. Kami melakukan sekarang akselerasi hilirisasi kakao, mente, kelapa dalam, lada, dan lain-lain. Kita hilirisasi khususnya kelapa dalam, ini menarik. Ini bisa dilihat datanya 33 juta, tahun lalu hanya 29 juta ton.
Nah kemudian hilirisasi adalah kelapa kita hilirisasi, kita ekspor 2,8 juta ton setiap tahun, nilainya 24 triliun,” ungkap Amran Sulaiman usai mengikuti rapat terbatas tentang pangan yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Kamis (9/10). Amran menekankan bahwa kelapa menjadi salah satu komoditas strategis dalam rencana hilirisasi nasional. Ia menjelaskan, Indonesia selama ini masih menjual kelapa dalam bentuk gelondongan ke luar negeri. Padahal, jika diolah menjadi produk turunan, nilainya bisa berlipat-lipat.
“Kita hilirisasi kelapa ini tidak dijual gelondongan ke luar negeri, yang total volumenya 2,8 juta ton. Kemudian kita hilirisasi nanti itu dari kelapa dalam menjadi coconut milk. Jadi ini visinya, harganya bisa naik 100 kali lipat. Kalau 100 kali lipat kita hitungan rata-rata saja, itu bisa menghasilkan 2.400 triliun. Katakanlah separuh saja, kali lima puluh, itu menghasilkan 1.200 triliun devisa, itu baru kelapa,” jelasnya.
Amran menambahkan, hilirisasi kelapa bisa memberikan multiplier effect yang luar biasa bagi perekonomian nasional. Selain mendorong ekspor, langkah ini juga akan melibatkan jutaan petani, pelaku UMKM, hingga industri besar dalam rantai pasok baru yang lebih bernilai tinggi.
Selain kelapa, Amran juga meyampaikan potensi besar komoditas gambir yang selama ini kurang mendapat perhatian. Indonesia disebut menguasai hingga 80 persen pasar dunia untuk gambir, namun sebagian besar masih diekspor dalam bentuk bahan mentah.
“Ada yang menarik, gambir, juga kita rencana hilirisasi, kita mensuplai dunia 80% gambir. Bisa jadi tinta untuk pemilu, bisa untuk sirih, bisa untuk sampo, dan seterusnya. Nah, mimpi kita adalah seluruh bahan baku yang kita ekspor ke seluruh dunia, termasuk CPO, kita hilirisasi,” ucapnya.
Menurut Amran, hilirisasi gambir tidak hanya memperluas produk turunan, tetapi juga akan memperkokoh posisi Indonesia sebagai pemimpin pasar dunia. Produk-produk turunan gambir memiliki nilai tambah tinggi dan aplikasi yang luas di berbagai sektor industri. Amran juga menegaskan bahwa pemerintah akan memperluas hilirisasi di sektor sawit.
“Khusus yang dikuasai pemerintah, sawit dikuasai pemerintah, kita hilirisasi dari TBS, tandan buah segar, menjadi FAME atau biofuel, kemudian menjadi minyak goreng, kemudian menjadi margarin atau mentega,” jelasnya.
Dengan langkah tersebut, Indonesia tidak hanya menjadi eksportir bahan mentah, melainkan juga penghasil energi terbarukan dan produk pangan bernilai tinggi. Hilirisasi sawit diharapkan bisa menjadi tulang punggung penguatan industri nasional sekaligus memperkokoh posisi Indonesia di pasar global.
Dalam kesempatan yang sama, Amran juga menyinggung soal keberhasilan pemerintah menjaga stabilitas harga pangan. Ia menjelaskan, stok cadangan pemerintah saat ini mencapai jutaan ton, sehingga mampu menekan inflasi dan bahkan mencatat deflasi.
“Boleh dibuka data hilirisasi kelapa asap. Kembali yang tadi, ini yang tadi kami sampaikan bahwa terjadi deflasi 0,13 persen. Kita melakukan operasi pasar terus menerus, SPHP cadangan pemerintah kurang lebih 3,8 juta ton sekarang, dan kita akan operasi pasar terus menerus. Masih ada cadangan kurang lebih untuk SPHP operasi pasar yaitu satu juta ton. Nah alhamdulillah ini deflasi 0,13 persen,” jelasnya.
Amran menegaskan bahwa visi besar hilirisasi adalah menghadirkan value added di dalam negeri, membawa Indonesia menjadi negara yang lebih mandiri, berdaya saing, dan berpengaruh di pasar global. Langkah ini tidak hanya akan meningkatkan devisa, tetapi juga menciptakan jutaan lapangan kerja baru yang akan menggerakkan ekonomi rakyat.
“Value added-nya harus ada di Indonesia. Nah kalau ini kita lakukan terus-menerus, membuka lapangan kerja, menekan kemiskinan, kemudian meningkatkan kesejahteraan, kemudian mengurangi pengangguran. Inilah mimpi-mimpi besar kita sektor pertanian. Setelah pangan kita amankan, insya Allah tahun ini aman, kemudian kita bergerak ke perkebunan dan hortikultura, nanti bergerak terakhir di peternakan. Kita akan selesaikan satu per satu,” jelas Amran.
Sebagai bagian dari strategi hilirisasi, pemerintah juga menyiapkan dukungan bagi petani dalam bentuk penyediaan benih dan bibit secara gratis. Program ini diharapkan bisa memperkuat fondasi produksi perkebunan dan hortikultura di seluruh Indonesia.
“Sekarang ini untuk hortikultura dan perkebunan sementara berjalan, ada ABT, kami dapat 9,95 triliun. Kita akan berikan benih, bibit pada seluruh petani Indonesia kakao, kopi, kelapa dalam, mente, pala itu kurang lebih 800 ribu hektare seluruh Indonesia, dan itu gratis,” pungkas Amran menambahkan. (id80)