Scroll Untuk Membaca

Aceh

Pemilihan Varietas Tidak Tahan Wereng Jadi Masalah Besar Bagi Petani

Pemilihan Varietas Tidak Tahan Wereng Jadi Masalah Besar Bagi Petani
Kadis Pertanian dan Pangan, Kabupaten Pidie Hasballah, SP,MM, memperlihatkan Biosaka hasil buatan para petani, Kecamatan Titeu, Kabupaten Pidie, Senin (6/3). Waspada/Muhammad Riza
Kecil Besar
14px

SIGLI (Waspada): Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Kadis Tanpang) Pidie, Hasballah, SP, MM, menegaskan penggunaan varietas padi yang tidak tahan hama wereng dapat menjadi masalah besar bagi petani.

“Berdasarkan pengamatan dan analisa rekan-rekan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), penggunaan varietas yang tidak tahan hama wereng terus terjadi menyerang tanaman padi para petani kita. Ini pantangan kita ke depan,” tegas Hasballah saat membuka Bimtek pembuatan Biosaka dan penyemprotan massal antisipasi hama wereng, di Gampong Cut, Kecamatan Titeu, Kabupaten Pidie, Senin (6/3).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Pemilihan Varietas Tidak Tahan Wereng Jadi Masalah Besar Bagi Petani

IKLAN

Karena itu, dalam kesempatan tersebut Hasbalah mengingatkan jajarannya di lapangan, terkhusus petugas penyuluh untuk terus mengawal di semua Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) menghadapi Musim Tanam (MT) gadu.

Sebut dia, persoalan itu musti diangkat dan harus diberikan pemahaman untuk para petani, bahwa penanaman dengan varietas yang tidak tahan wereng menjadi masalah besar bagi mereka. Dia menjelaskan, akibat menggunakan varietas yang belum dipastikan kualitasnya, itu banyak sekali petani di daerah itu yang meruggi.

Itu terjadi karena hasil produksi gabah yang dihasilkan tidak bagus karena mudah diserang hama wereng. Kasus tersebut pernah terjadi di Kabupaten Pidie pada 2022, dan ini namanya endemic hama wereng. Untuk melindungi petani, lanjut Hasbalah, perlu sinergitas antara penyuluh dengan POPT yang ada di wilayah kerja masing-masing.

Menurut dia, laporan yang akurat dan tepat dari penyuluh dan POPT sangat dibutuhkan agar pencegahan bisa dilaksanakan di awal-awal gejala serangan hama. “Terlambat dalam melakukan tindakan pencegahan akan berdampak pada para petani yang menanam padinya,” katanya.

Hasballah di depan ratusan petani dalam kesempatan itu, mengungkapkan Pj Bupati Pidie bersama Sekda sangat konsern terhadap sektor pertanian, dan terus mengingatkan pihaknya untuk memberi pahaman kepada masyarakat petani dapat merawat tanaman padinya dari serangan hama, sehingga kasus tahun 2022 tidak terulang di MT gadu mendatang.

Karena itu para petani diharapkan dalam memilih varietas harus sesuai anjuran pemerintah dan tahan hama wereng.

Lanjut Hasballah, serangan hama wereng di Kabupaten Pidie terjadi rutinitas, karena itu Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Pidie melakukan peragaan penyemprotan hama wareng di semua kecamatan, akan tetapi penyemprotan itu tidak dilakukan pada semua lahan tanaman padi milik warga. “Hanya contoh saja, di beberapa demplot,” katanya.

Tujuan dari peraga penyemprotan, itu untuk memberi petunjuk terhadap teknis pengendaliannya supaya masyarakat sadar, bahwa Kabupaten Pidie sudah menjadi endemic wereng. “Sesuai dengan penjelasan saya tadi, bahwa kita sudah salah dalam melangkah yaitu penggunaan varitas padi yang tidak tahan wereng,” pungkasnya.

Kepala Laboratorium Pengamatan Hama, Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikultura (LPPHPTPH) Keumala, Kabupaten Pidie, Otopriadi, SP, mengatakan alasan dilaksanakannya kegiatan peraga penyemprotan peptisida di Gampong Mns Cut, Kecamatan Titeu, karena daerah tersebut merupakan endemic dari hama wereng batang coklat walaupun jumlahnya masih dua ekor/ rumpun.

Dalam kegiatan itu juga dilaksanakan Bimtek pembuatan Biosaka. Dia menjelaskan Biosaka, itu adalah temuan baru dalam dunia pertanian. Dia menyebutkan bahwa Biosaka itu bukan pupuk juga bukan peptisida.

Biosoka itu bisa dibuat oleh siapa saja dengan menggunakan bahan yang diambil dari lingkungan atau alam, berupa daun daunan yang tumbuh dari sekitar perkarangan rumah. Daun-daunan tersebut diremas atau dan airnya digunakan untuk disemprot ke tanaman padi.

Sebut dia, manfaat biosaka itu salah satunya bisa untuk perkembangan tanaman, kesuburan tanaman, dan mencegah OPT. Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Titreu, Kabupaten Pidie Yunus, sangat mengapresiasi dilaksanakannya kegiatan penyemrotan massal hama wereng dan Bimtek Biosaka di wilayah tersebut.

Menurut dia, pelatihan pembuatan tersebut dinilainya sangat bermanfaat bagi para petani di daerah itU. Konon lagi dalam membuat cairan tersebut para petani tidak perlu mengeluarkan biaya karena bisa memanfaatkan tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar perkarangan rumah. (b06)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE