BANDA ACEH (Waspada.id): Pemerintah Kota Banda Aceh menggencarkan gerakan menanam cabai secara massal sebagai langkah strategis untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas harga pangan. Gerakan ini diresmikan melalui Surat Edaran Wali Kota Nomor: 520/0901/SE/2025.
Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, bersama Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan, dan Perikanan (DP2KP), menyerahkan bibit cabai kepada petani dan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Gampong Lambhuk, Kecamatan Ulee Kareng, Kamis (19/9). Bibit cabai ini merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian RI melalui Program Pekarangan Pangan Bergizi (P2B).
“Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat, mulai dari ASN, pelajar, hingga masyarakat di setiap gampong, untuk menciptakan kemandirian pangan rumah tangga dan meningkatkan pasokan komoditas strategis di tingkat lokal,” tegas Illiza.

Illiza berharap gerakan ini dapat menjaga stabilitas harga pangan, memperkuat ketahanan pangan, serta mendukung upaya pengendalian inflasi dan kemiskinan di Kota Banda Aceh.
“Tujuan utama gerakan ini adalah meningkatkan pasokan pangan di tingkat lokal, menstabilkan harga bahan pangan, mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah, serta meningkatkan pendapatan keluarga,” jelasnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Illiza mendorong pemanfaatan lahan terbatas melalui konsep pertanian perkotaan (urban farming) seperti hidroponik, vertikultur, aquaponik, dan penanaman dalam polybag.
Kepala DP2KP Kota Banda Aceh, M. Nurdin, menjelaskan bahwa bibit tanaman yang merupakan bantuan dari Kementerian RI berjumlah 8.100 batang.
“Bibit ini akan didistribusikan kepada 18 kelompok petani di empat gampong. Jenis bibit yang dibagikan seperti cabai, tomat, pisang, kacang panjang, dan kangkung ini diharapkan dapat mendiversifikasi sumber pangan dan gizi masyarakat,” pungkas Nurdin.(id65)