SUBULUSSALAM (Waspada): Pemko Subulussalam diminta memastikan operasional PDAM lancar, dengan memprioritaskan perbaikan mesin pompa yang selama ini alasan klasik setiap kali terjadi gangguan pasokan air bersih.
Disesalkan, air yang menjadi salah satu kebutuhan dasar harusnya bisa dipenuhi, namun kenyataan hingga kini seolah diabaikan Pemko.
Demikian Bahagia Maha, anggota DPRK Subulussalam kepada Waspada, Jumat (5/4), benarkan penilaian sejumlah pihak jika Pemko terkesan mengabaikan hak dasar masyarakat, yakni air bersih.
Ditegaskan, DPRK sudah berulang merekomendasi melalui Pandangan Fraksi Rapat Paripurna agar dinas terkait memprioritaskan perbaikan mesin pompa PDAM agar terpenuhi kebutuhan air masyarakat.
Dia mensinyalir jika selama ini Pemko lebih banyak menggunakan anggaran APBK untuk kegiatan yang belum tentu dibutuhkan masyarakat, sementara kebutuhan air bersih terkesan diabaikan.
“Air kan kebutuhan pokok, mestinya harus utamakanlah perbaikan PDAM, bukan pekerjaan lain yang belum tentu dibutuhkan agar lebih terarah, tidak terkesan mubazir,” pesan Bahagia.
Terlebih dalam suasana ramadan, Politisi Partai Amanat Nasional ini menilai mestinya Pemko lebih peka, mengambil langkah positif, bijaksana agar mesin pompa yang dibutuhkan terpenuhi.
Terkait kondisi badan jalan nasional di Cepu, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam amblas sehingga mengganggu aktivitas masyarakat, Bahagia mengingatkan Pemko bijaksana memastikan Pemerintah Pusat dan Provinsi Aceh untuk melakukan perbaikan.
Seperti sejumlah pelanggan PDAM kepada Waspada, memasuki pekan ketiga ramadan tahun ini, pasokan air ke rumah mereka masih macat. Bahkan kalau pun mengalir, dalam sehari hanya sekira setengah jam.
Mereka menilai, berulang gangguan pasokan air PDAM Pemko rusak sejak dibangun sekira 2012 silam, namun upaya perbaikan terkesan tidak maksimal dilakukan.
Bahkan menurut Darmin, Pemko tak patut mengabaikan hak dasar warga terkait pemenuhan air bersih. “Air sama pentingnya dengan beras, wali kota kita harapkan memperhatikan keluhan warga tentang air, jangan hanya suka blusukan bagi amplop, lalu hak dasar warga diabaikan,” pesan Darmin.
Pantauan di Masjid Al Iman, Jontor yang selama ini memanfaatkan air PDAM sering kosong, kendala bagi jamaah untuk berwudu’. Imam di sana mengaku harus memesan air bersih untuk kebutuhan masjid akibat pasokan PDAM macet dan tadah hujan tidak mencukupi.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Alhaddin dikonfirmasi Waspada melalui WA-nya, Selasa (2/4) sebut jika tiga dari lima unit pompa rusak sehingga hanya dua berfungsi, penyebab air PDAM terganggu.
“Pompa terkendala/rusak tiga, cuma dua berfungsi sehingga hidup harus gantian setiap 6 jam,” pesan WA Alhaddin.
Kendala lain, kata dia, badan jalan yang longsor di Cepu, meskipun sejumlah warga membantah alasan itu. Pasalnya, akibat jalan rusak itu memungkinkan gangguan pasokan air hanya ke Kampong Penanggalan hingga Subulussalam dan tidak di kampong terdekat titik PDAM, seperti Jontor, Sikelang, Kampung Baru, Kuta Tengah dan Cepu.
Menurut Alhaddin, untuk perbaikan perangkat di titik jalan longsor butuh dana besar, sementara penarikan anggarannya baru bisa dilakukan setelah lebaran tahun ini.
Catatan Waspada, operasional PDAM baru kembali normal pada akhir November 2023, pasca rusak terakhir sebulan lebih sebelumnya akibat hantaman petir.
Saat itu, untuk perbaikan kerusakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Pelaksana PDAM, Simbolon akui datangkan teknisi dari Medan.
Menurut dia, operasional PDAM bisa lancar 24 jam jika pompa intake terpenuhi empat unit dan ditambah tenaga operator sehingga 1.700-an konsumen bisa terlayani.
Catatan lain, keluhan warga soal PDAM nyaris belum disahuti. Tiga periode depenitif kepala daerah, PDAM masih sisakan masalah.
Warga berharap, rekomendasi legislatif kepada eksekutif pada Paripurna DPRK beberapa bulan lalu untuk memprioritaskan perbaikan atau hal-hal yang terkait dengan PDAM Subulussalam, terealisasi tahun ini. (b17)