Banjir besar yang melanda kawasan Aceh Timur dalam beberapa hari terakhir membawa dampak yang sangat berat bagi warga, terutama di Desa Seneubok Jalan, Kecamatan Idi Tunong.
Meski air mulai surut sejak Jumat (5/12) pagi tadi, kondisi pascabencana justru memperlihatkan penderitaan baru. Lumpur tebal memenuhi rumah-rumah warga, perabotan rusak, dan banyak keluarga kehilangan tempat tinggal yang layak huni.
Di desa tersebut, pemandangan memilukan terlihat sejak Subuh. Warga bekerja tanpa henti membersihkan sisa banjir, namun lumpur yang mengeras menjadikan pekerjaan itu semakin berat. Situasi ini terasa jauh lebih sulit bagi kelompok rentan seperti lansia dan janda yang hidup sendiri.

Salah satu korban banjir yang menjadi perhatian adalah Tisara Hasyim, seorang janda lansia yang saat ini sedang sakit stroke. Dalam kondisinya yang lemah dan tidak mampu bergerak bebas, Tisara hanya bisa berbaring sementara lumpur masih memenuhi sebagian besar rumahnya. Tanpa kemampuan membersihkan rumah sendiri, ia sangat mengandalkan bantuan warga sekitar dan relawan yang datang bergantian.
“Banjir kali ini benar-benar membuat masyarakat kewalahan. Setelah air surut, lumpur masih menumpuk di rumah-rumah warga. Kasihan sekali para lansia dan janda seperti Ibu Tisara, yang sedang sakit stroke dan tidak mampu membersihkan rumahnya sendiri,” ujar Saiful Anwar, tokoh masyarakat Aceh Timur, saat memantau kondisi warga pada Jumat siang.

Saiful menjelaskan bahwa banyak rumah di Seneubok Jalan terendam cukup tinggi. Barang-barang penting seperti kasur, pakaian, alat dapur, hingga obat-obatan milik warga tidak dapat digunakan lagi. Kerusakan pada sanitasi dan sumber air bersih juga semakin memperburuk keadaan.
Relawan, aparat kecamatan, dan berbagai organisasi kemanusiaan terus berdatangan memberikan bantuan berupa makanan siap saji, alat kebersihan, air minum, serta tenaga sukarelawan untuk membantu pembersihan rumah warga. Namun luasnya wilayah terdampak membuat upaya ini membutuhkan waktu dan dukungan lebih besar.
“Kami sangat berharap bantuan terus mengalir. Kondisi di Seneubok Jalan benar-benar memprihatinkan, dan warga sangat membutuhkan uluran tangan dari semua pihak,” tambah Saiful.
Hingga Sabtu (6/12) sore, proses pendataan korban, pembersihan lingkungan, dan penyaluran logistik masih terus dilakukan. Warga berharap pemulihan dapat segera dipercepat agar kehidupan di Desa Seneubok Jalan, Kecamatan Idi Tunong, dapat kembali normal pascamusibah banjir besar ini.***












