Scroll Untuk Membaca

Aceh

Pendiri Ruman Aceh Dorong Mahasiswa UGL Prioritaskan Wacana Bermutu

Pendiri Ruman Aceh Dorong Mahasiswa UGL Prioritaskan Wacana Bermutu
Pendiri Ruman Aceh Ahmad Arif (kiri) menghadiahkan buku kepada Rektor UGL, Dr.Indra Utama, MPd, didampingi Wakil Rektor II S addam Hasrul usai mengisi seminar literasi dikampus tersebut tiga hari lalu.(Waspada/Ist)
Kecil Besar
14px

BANDA ACEH (Waspada): Puluhan mahasiswa Universitas Gunung Leuser (UGL) mengikuti dengan antusias seminar literasi yang digelar Perpustakaan Induk UGL di aula serbaguna kampus yang terletak di Bambel, Kabupaten Aceh Tenggara.

Seminar bertema, “Membangun Wacana Bermutu Dengan Mengukuhkan Literasi Negeri, Lesson Learned Dari Ruman Aceh” itu diisi oleh Pendiri dan Pembina Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Rumah Baca Aneuk Nanggroe (Ruman) Aceh.

“Kita hadirkan pegiat literasi dari Ibu Kota Provinsi Aceh yang memiliki karya nyata secara continue sejak 2013 lalu agar mahasiwa bisa belajar langsung dari praktik baik Ruman Aceh. Semoga kemitraan ini bisa berkelanjutan”, ujar Saddam Hasrul S.Pd.I, M.Hum., Wakil Rektor II UGL,Senin (18/11/24).

Sementara itu, Pendiri Ruman Aceh Ahmad Arif di hadapan civitas akademika kampus bagian Tenggara Aceh mengungkapkan, bahwa secara makro Indonesia sudah terlalu dalam terperosok menghabiskan energi dan masa untuk membahas masalah yang tidak bermutu; skandal politik yang tiada berujung.

“Sangat ironi sekali bahwa mayoritas penduduk bangsa besar ini dikondisikan selalu dalam kebodohan dan kefakiran. Yang selalu dibahas adalah soal sejengkal perut, sedangkan nalar rasional sengaja diabaikan. Karenanya, tak heran bila kemampuan literasi anak negeri masih jauh panggang dari api,” tegas Arif dalam paparannya.

Menukil dari Yudi Latif Ph.D., Arif melanjutkan, pengkondisian tersebut membuat kita terperangkap dalam labirin kegelapan dan ketakberdayaan tanpa jalan keluar. Sebaliknya, justru memberi kenyamanan pada elemen-elemen kegelapan untuk sesuka hati memainkan perannya di panggung politik demi mempertahankan status quo.

“Jika ingin keluar dari lorong gelap, kita harus bisa merambah trase baru dengan menyalakan tanda dan wacana baru. Perjuangan apapun harus dimulai dengan memancangkan tanda baru, wacana alternatif. Karenanya, kami mendorong mahasiswa UGL untuk memprioritaskan wacana bermutu dalam setiap gerak,” tutur Arif.

Hadiahkan Buku

Materi yang diiringi bukti karya nyata Ruman Aceh berhasil memantik para mahasiswa untuk bertanya. Mengapresiasi hal tersebut, Arif menghadiahkan buku “Tokoh-tokoh yang Mencengangkanku, Volume 2” kepada empat penanya yang datang dari beragam program studi.

“Buku ini merangkum perjalanan lima tahun pertama dari total 11 tahun khidmah Ruman Aceh kini. Dimulai dari ide dan prinsip dasar serta proses perjalanan hingga tantangan yang menghadang. Pesannya dua. Yakni eksistensi diri berbanding lurus dengan kontribusi. Dan konsistensi melahirkan apresiasi,” imbuhnya.

Pendiri Ruman Aceh Ahmad Arif juga menghadiahkan buku tersebut kepada Rektor UGL, Dr. Indra Utama, M.Pd., yang didampingi Wakil Rektor II, Saddam Hasrul S.Pd.I, M.Hum.(b02)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE