SIGLI (Waspada): Dampak dari lambanya pengerjaan proyek peningkatan jaringan irigasi di kawasan Krueng Baro Raya, Kabupaten Pidie berdampak buruk pada sektor pertanian di daerah itu.
“Salah satunya adalah menurunnya hasil produksi gabah hingga mencapai 30 persen” demikian M.Amin, anggota Dewan Pangan Kabupaten Pidie, Sabtu (14/1) siang.
Karena itu, M. Amin menyarakan untuk menjaga hasil produksi gabah tidak terjadi menurun. Pemerintah kata dia perlu mengubah deadline (tenggat waktu) selesai pelaksanaan proyek pada sektor pertanian lebih cepat dari tenggat waktu proyek lainnya.
“ Proyek pertanian jangan disamakan dengan proyek lain. Kalau proyek lain tuntas dikerjakan 31 Desember, tetapi untuk proyek pertanian, seperti pembangunan saluran irigasi, itu harus selesai 31 Oktober” katanya menyarankan.
Menurut dia, alasan kenapa proyek sektor pertain seperti pembangunan atau perbaikan saluran irigasi harus disetop pada 31 Oktober, karena para petani pada awal November sidah harus menggarap sawahnnya untuk menanam padi.
“ Kalau petani menanam padinya tepat waktu, yakni November hasil produksi padi akan sangat bagus, tinggi. Perhektar hasil panen gabah padi dapat mencapai 8 ton” katanya.
Lanjut dia, sebaliknya bila petani menanam padi diatas bulan Desember maka hasil panen gabah terjadi penurunan hingga mencapai 3-4 Ton/ hektare. “ Menanam menanam padi di atas bulan Desember akan terserang bermacam hama penyakit, seperti serangan hama tikus, kr5esek dan lain-lain” pungkasnya. (b06)
Teks Photo: Para petani sawah di Gampong Cot Mulu, Kecamatan Peukan Baro dan petani di Kemukiman Bungie, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie masih menanam benih padi, Sabtu (14/1) Waspada/Muhammad Riza













