LANGSA (Waspada): Tim Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Samudra melakukan edukasi peduli lingkungan mengenai sampah dan penanggulangannya serta pelatihan pengomposan sampah organik limbah rumah tangga dengan menggunakan compost-bin fermenter, sekaligus menumbuhkan karakter peduli lingkungan pada masyarakat Desa Matang Sentang, Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang.
Ketua tim, Siska Rita Mahyuny didampingi Raja Novi Ariska kepada wartawan, Sabtu (14/9) mengatakan, dipilihnya Desa Matang Sentang yang terletak di Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang sebagai salah satu desa mitra pengabdian masyarakat Universitas Samudra tahun 2024, karena hasil temuan yang diperoleh dari pengamatan dan keterlibatan dengan masyarakat menunjukkan bahwa sebagian besar warga desa belum memperoleh pemahaman tentang pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan secara ekologis, dan sosialisasi yang berkaitan dengan menjaga lingkungan jarang dilakukan.
Menurutnya, praktik pengelolaan sampah rumah tangga yang saat ini diterapkan di desa ini jauh dari optimal. Ketidakefisienan ini sebagian besar disebabkan oleh ketidakcukupan infrastruktur pengelolaan sampah dan sumber daya yang disediakan, yang mengakibatkan situasi di mana sampah rumah tangga sering dibuang sembarangan, baik ditumpuk secara sembarangan di area terbuka ataupun diproses secara insinerasi.
“Pengolahan sampah yang tidak tepat tidak hanya memperburuk masalah lingkungan tetapi juga menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan, karena sampah yang dikelola secara tidak benar dapat berfungsi sebagai tempat berkembang biak bagi berbagai penyakit, sehingga membahayakan kesehatan dan keselamatan masyarakat,” sebutnya.

Selain itu, sambungnya lagi, kondisi tidak sehat seperti itu dapat sangat mengganggu kenyamanan dan kesejahteraan penghuni secara keseluruhan, menciptakan lingkungan yang secara estetika tidak menyenangkan dan merusak kualitas hidup mereka.
Kesadaran masyarakat yang tidak memadai tentang pengelolaan sampah mencerminkan rendahnya karakter peduli lingkungan. Kondisi sosioekonomi masyarakat setempat berkontribusi terhadap rendahnya karakter kepedulian lingkungan masyarakat yang berdampak pada kurangnya pengetahuan dan ketidakpedulian terhadap konsekuensi ekologis.
“Untuk membentuk pola pikir yang kuat dalam menghargai pengelolaan lingkungan, maka perlu dibangun kesadaran masyarakat, terutama melalui pendidikan. Pendidikan merupakan proses untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan yang akan digunakan menjadi warisan dari satu generasi menuju generasi selanjutnya,” ujarnya.
Kemudian, sambung Siska Rita Mahyuny, pemahaman dan kemampuan yang terbatas dalam menjaga kelestarian lingkungan membuat masyarakat rentan bertindak untuk tidak memperhatikan kelestarian lingkungan tempat tinggal.
Oleh karena itu, melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat TIM Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Samudra kita melakukan kegiatan edukasi peduli lingkungan mengenai sampah dan penanggulangannya serta pelatihan pengomposan sampah organik limbah rumah tangga dengan menggunakan compost-bin fermenter yang bertujuan dalam untuk menumbuhkan karakter peduli lingkungan pada masyarakat.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pada kelompok Karang Taruna Desa Matang Sentang yang terdiri dari remaja. Tahapan pelaksaan dalam pengabdian ini meliputi; sosialisasi dan edukasi terkait pengelolaan sampah dan penanggulangnya; pelatihan tentang pengomposan limbah rumah tangga organik dengan memanfaatkan kompos-bin fermenter.
Selanjutnya menilai pemahaman mitra melalui pemberian kuesioner. Aspek yang menjadi Penilaian dalam pengukuran pemahaman mitra yaitu; memilah sampah organik dan anorganik; memahami Proses fermentasi; mampu menggunakan starter EM4 untuk fermentasi; mampu melakukan prosedur pengomposan. Kemudian, mampu menggunakan compost-bin fermenter.
“Dengan langkah nyata yang diambil, harapannya adalah perubahan positif dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat. Mari bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan,” tandasnya.(b13)