LANGSA (Waspada): Pj Wali Kota Langsa, Syaridin didampingi Kadinkes, dr Muhammad Yusuf Akbar melaunching program transformasi digital SMART TOSS untuk percepat penanganan Tuberkulosis (TB), Kamis (17/10).
Program transformasi digital SMART TOSS bertepatan dengan HUT ke-23 Kota Langsa diinisiasi Dinas Kesehatan itu bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mendeteksi serta menangani kasus TB di wilayah ini dan dihadiri Forkopimda, Pj Sekda, Suriyatno dan undangan lainnya.
Syaridin menyampaikan, daya tahan tubuh setiap orang sangat mempengaruhi resiko penularan kuman TB hingga menjadi sakit TB. “Penyakit TB ini juga dapat menyerang siapa saja, tidak memandang usia, jenis kelamin, maupun status sosial,” sebutnya.
Namun, sambung Syaridin, ada beberapa faktor yang memiliki resiko penularan TB lebih besar, contohnya mereka-mereka yang memiliki kontak erat dengan pasien TB, yang belum terobati atau sedang menjalankan pengobatan fase awal, yang memiliki kekebalan tubuh rendah seperti bayi, anak-anak dan orang lanjut usia.
“Program transformasi digital ini tidak hanya mempercepat deteksi TB, tetapi juga meningkatkan koordinasi antara fasilitas kesehatan di Kota Langsa. Langkah ini menjadi bagian dari upaya Dinas Kesehatan untuk mencapai target eliminasi TB, sejalan dengan program nasional,” ujarnya.
Selain itu, masyarakat Kota Langsa menyambut baik implementasi ini, dengan harapan peningkatan kualitas layanan kesehatan bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat
Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Langsa, dr Muhammad Yusuf Akbar menegaskan, pemanfaatan teknologi digital merupakan langkah maju dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
“Melalui sistem digital, kami dapat memantau pasien TB secara lebih akurat dan cepat, memastikan mereka menerima pengobatan tepat waktu dan secara berkelanjutan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, dengan program digital ini masyarakat Kota Langsa bisa mendapat akses lebih mudah untuk melakukan pemeriksaan awal secara online. Sementara sistem integrasi data memungkinkan petugas kesehatan melacak perkembangan pasien secara real-time.
“Inovasi ini juga diharapkan mampu mengurangi keterlambatan dalam penanganan kasus TB di lapangan,” pungkasnya.(b13)