Scroll Untuk Membaca

Aceh

Peringati Hari Kebebasan Pers Sedunia, AJI Bireuen Gelar Diskusi Terkait AI Dan Jurnalisme

Peringati Hari Kebebasan Pers Sedunia, AJI Bireuen Gelar Diskusi Terkait AI Dan Jurnalisme
Pengurus AJI Bireuen, sedang berdiskusi dengan mahasiswa Lembaga Pers kampus memeringati Hari Pers sedunia di Kota Juang, Sabtu (3/5). Waspada/Fauzan
Kecil Besar
14px

BIREUEN (Waspada) : Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bireuen menggelar diskusi tentang peluang dan tantangan Artificial Intelligence (AI) terhadap perkembangan jurnalisme dan media lokal dalam rangka memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia, di Cafee Titik Kumpul, Kota Juang, Sabtu (3/5).

Diskusi yang dimoderatori Zulkifli, tersebut menghadirkan Fohan Muzakir, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (Ummah) sebagai narasumber.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Peringati Hari Kebebasan Pers Sedunia, AJI Bireuen Gelar Diskusi Terkait AI Dan Jurnalisme

IKLAN

Ketua AJI Bireuen Anas mengatakan, Aliansi Jurnalis Independen secara konsisten memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia atau World Press Freedom Day.

“WPFD 2025 kali ini kita peringati melalui diskusi tentang kecerdasan artificial yang berdampak terhadap jurnalisme dan kebebasan pers,” sebut Anas.

Peringati Hari Kebebasan Pers Sedunia, AJI Bireuen Gelar Diskusi Terkait AI Dan Jurnalisme

Menurut Anas, jurnalis harus memahami dampak positif dan negatif dari perkembangan AI, agar jurnalis bisa mempertahankan eksistensi dan melahirkan karya-karya berkualitas dan orisinil ditengah gempuran kecerdasan artificial.

“Kebebasan pers pada era digital juga perlu mendapat perhatian kita bersama, sehingga keberadaan pers yang independen agar mendapatkan kepercayaan publik,” sebut Anas.

Sementara Fohan Muzakir dalam materinya menjelaskan bahwa teknologi AI merupakan Kecerdasan buatan yang mampu menganalisis data dan membuat keputusan otomatis.

“Dalam dunia jurnalis, AI bisa digunakan untuk penulisan berita otomatis, analisis tren pembaca, moderasi komentar dan penyaringan fakta,” sebut Fohan.

Kata Fohan, peluang AI terhadap media lokal terdiri dari efisiensi produksi, analitik pembaca, penyebaran luas dan deteksi berita palsu.

“AI juga dapat membantu ruang redaksi untuk penulisan berita singkat, mendeteksi dan menangkal hoax, pemilih headline yang paling menarik dan membebaskan tim redaksi untuk fokus pada liputan mendalam,” kata Fohan.

Fohan menambahkan, AI juga menjadi ancaman terhadap pekerjaan jurnalis, mengurangi standar etika dan ketergantungan platform besar dan keamanan data.

“Ada beberapa strategi media lokal untuk bertahan ditengah gempuran AI, terdiri dari kolaborasi manusia dan mesin, maka fokus pada peliputan yang mendalam, pelatihan teknologi dan menjaga kearifan lokal,” sebut Fohan.

Diskusi peluang dan tantangan AI terhadap perkembangan jurnalisme dan media lokal diikuti puluhan jurnalis dari AJI Bireuen dan Lembaga Pers Mahasiswa di Kabupaten Bireuen. (Czan)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE