BANDA ACEH (Waspada):Kepala Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh, Drs. Sahidal Kastri, M.Pd mengatakan, keberadaan pers (media massa) sangat penting dan efektif dalam menyuarakan atau menyebarluaskan upaya percepatan penurunan stunting di Aceh.
“Teman- teman media kami harapkan menjadi mitra kerja BKKBN menyuarakan upaya kita secara konprehensif menurunkan angka stunting di Aceh yang masih tinggi, di nomor urut ke tiga secara nasional”, ungkap Sahidal Kastri.
Kepala Perwakilan BKKBN Aceh , itu mengungkapkan, pada acara temu pers dihadapan puluhan wartawan, baik cetak, elektronik maupun online yang digelar di Aula Kantor BKKBN Aceh di Banda Aceh, Kamis (29/12/2022) sore.
Pertemuan akhir tahun ini berlangsung lancar diselingi dengan pemaparan program kerja yang sudah dilaksanakan BKKBN dan diselingi dengan tanya jawab dengan awak media.
Pertemuan dengan tema “Percepatan program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting di Provinsi Aceh, Kaper BKKBN turut didampingi, Koordinator Program Manager Satgas PPS Aceh, Saifuddin NH ST MSi, serta Humas BKKBN, Rahmat dan staf lainnya.
Menurut Sahidal Kastri, BKKBN Aceh yang terus menjalin kerjasama dengan stakeholder terkait telah berupaya memacu Penurunan Stunting di Aceh yang saat ini masih tinggi, yakni 33,2 persen dan secara nasional masih 24 persen.
“ Kita harapkan semua stakeholder terkait dapat bergerak cepat menurunkan stunting di Aceh, yang kita harapkan bisa turun tiga persen pertahun. Dimana di Aceh angka stunting masih sangat tinggi 33,2 persen. Sementara secara nasional masih 24 persen. Diharapkan pada tahun 2024 nanti angka stunting ini menurun jadi 14 persen.” ujar Sahidal Kastri.
Untuk mempercepat penurunan angka stunting di Aceh, lanjutnya, saat ini sudah terbentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) baik tingkat pusat, provinsi, kab/kota, kecamatan hingga ditingkat gampong (desa).
Begitu juga dengan Tim Pendamping Keluarga (TPK), sebut Sahidal, juga telah terbentuk di 23 kabupaten/kota di Aceh.
“Saat ini sudah ada sejumlah 22.410 personil TPK yang sudah terbentuk dan terlatih di Aceh, yang terdiri tiga personil yakni ibu bidan, kader Tim Penggerak PKK dan kader KB tingkat Gampong. Semua personil ini bertugas untuk mencegah dan menurunkan angka stunting di Aceh mulai dari hulu hingga ke hilir,” ujar Sahidal Kastri.
Pada bagian lain, Kaper BKKBN Aceh juga menjelaskan, mempercepat penurunan stunting di Aceh perlu kerjasama semua sektor, termasuk peran ulama dan MAA sangat penting untuk mempercepat penurunan stunting di Aceh. Dan BKKBN Aceh sesuai tupoksi juga telah menyiapkan dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB).
Selain itu, untuk mempercepat penurunan stunting di Aceh juga perlu dilakukan sosialisasi pada keluarga untuk mengatur jarak kelahiran dan tidak membatasi jumlah anak.
“Namun dengan jumlah anak dua dan memiliki jarak, kita dapat memenuhi segala kebutuhan dan dapat mempengaruhi perkembangan kesehatan keluarga,” ujarnya,
Untuk itu, ke depan angka stunting di Aceh itu bisa turun, jangan lagi pada urutan nomor 3 tingkat nasional. Kita malu. Jadi, kita harap pada 2024 mendatang Aceh bisa bertengger pada urutan 20 lah, imbuh Sahidal Kastri dengan bersemangat.
Sementara, Saifuddin, koordinator Satgas Provinsi menjelaskan beberapa kendala di lapangan, salah satunya adalah yang menyebabkab stunting pola perilaku masyarakat yang enggan membawa bayinya ke Pos Yandu di desa-desa.
” Hanya 60 persen warga yang membawa anak bayi dan balita ke Pos Yandu di desa- desa. Maka perlu upaya khusus merobah prilaku masyarakat untuk bersedia hidup sehat dan mencegah stunting”, katanya.
Selain itu, sebut Saifuddin, semua pihak termasuk peran ulama, MAA harus berkoloborasi untuk percepatan penurunan stunting di Aceh, katanya.
Kenapa, kampanye stunting di Aceh ini perlu digencarkan, karena sebut Saifuddin, dikalangan masyarakat maupun dalam keluarga sendiri masih dianggap aib dan macam-macam dikatakan, sampai-sampai dibully, padahal stunting ini bukanlah penyakit, pungkas Saifuddin. Jadi, tegasnya, kita perlu gotong royong bersama dalam percepatan penurunan stunting ini, jelasnya. (b02)