LHOKSUKON (Waspada): Para petani Kecamatan Samudera mengolah lahan sawah dengan memanfaatkan air hujan. Ketika irigasi teknis rusak tidak bisa mensuplai air, petani berhasil mengolah sawah dengan memanfaatkan air hujan.
Puluhan hektare sawah di Gampong Krueng Mate dan sekitarnya, telah berhasil mengolah lahan sawah dengan memanfaatkan air hujan. Salah seorang petani setempat mengakui, musim tanam yang lalu, tanaman padi berhasil panen, meskipun irigasi teknis dari DI Krueng Pase tidak bisa mengairi sawah petani. “Alhamdulillah telah berhasil panen, dengan memanfaatkan air hujan,” ujar Rusli, petani setempat.
Kerusakan bendung Krueng Pase mengakibatkan suplai air ke lahan warga terhenti. Saat ini bendung tersebut dalam perbaikan pihak Balai Teknik Irigrasi, melalui dana APBN. Menurut Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek Rehabilitasi Bendung DI Krueng Pase, proses pembangunan bendung terus dilakukan pihak rekanan. Sekitar 25 persen telah selesai dikerjakan, dan pembangunan terus berlanjut.
Sementara, sambil menunggu penyelesaian bendung, pihak rekanan akan berusaha mensuplai air melalui salurah pengalih. Diharapkan nantinya sawah bisa teraliri.
Sentara itu, sejumlah petani Samudera telah berhasil memindahkan bibit padi ke lahan tanam. Simpanan air hujan di lahan rendah, telah dimanfaatkan untuk pengolahan lahan. Petani yang mulai beraktivitas diantaranya, petani Gampong Ule Blang, Krueng Matei, sebagian petani Beuringen dan Kuta Krueng.
Sementara dari sejumlah petani dari kecamatan lain yang memanfaatkan air hujan juga mulai mengolah lahan. Diantaranya, sejumlah petani dari Kecamatan Syamtalira Bayu, Meurah Mulia, Tanah luas, Syamtalira Aron dan Kecamatan Nibong.
Pada musim tanam rendengan kali ini, petani mengolah lahan dengan sistem tadah hujan. Mereka memanfaatkan sedikit simpanan air hujan, bibit padi dari persemaian telah dipindahkan ke lahan tanam. Rusli bersama petani lainnya mengharapkan musim tanama rendengan kali ini bisa memberikan hasil.
Sementara itu, LSM Flora dan Fauna (Flora) Aceh telah turun langsung ke lahan sawah yang telah ditanami warga di Kecamatan Samudera. Dalam kunjungan tersebut, LSM ini menilai petani perlu menggunakan pupuk organik untuk kondisi lahan kering. “Menggunakan pupuk organik sesuai untuk lahan tadah hujan,” jelas Ketua LSM Flofa Darwis Kuta.
LSM Flofa mengaku telah melakukan demplot di sejumlah lahan sawah kering dengan menggunakan pupuk organik jenis nutrisi tanaman, Ground-E. “Penggunaan pupuk organik Ground-E sesuai karena tahan kekeringan,” jelas Darwis Kuta saat menjumpai Suhaibah,40, salah seorang petani Ule Blang. Namun untuk menambah kesuburan pupuk organik tersebut bisa dicampur dengan Urea. (b08)
Foto: Ketua LSM Flofa Aceh, Darwis Kuta sedang menganjurkan penggunaan pupuk organik kepada petani Kecamatan Samudera, Aceh Utara, Selasa (13/9). Para petani Kecamatan Samudera mengolah lahan sawah dengan memanfaatkan air hujan. Waspada/Zainal Abidin