SIGLI (Waspada.id) : Pemerintah Kecamatan Peukan Baro, Kabupaten Pidie, mulai mengintensifkan kegiatan gotong royong massal untuk normalisasi saluran irigasi di 48 gampong sebagai langkah memperkuat ketahanan pangan menjelang musim tanam rendengan 2026.
Camat Peukan Baro, Iswadi, mengatakan pembersihan jaringan irigasi dilakukan lebih awal karena sejumlah petani telah mulai mengolah lahan. Kebutuhan air meningkat, sementara beberapa saluran mengalami pendangkalan dan penyumbatan akibat curah hujan beberapa bulan terakhir.
“Ketahanan pangan sangat bergantung pada kesiapan irigasi. Jika aliran air terganggu, petani tidak dapat menanam tepat waktu dan produktivitas berpotensi turun,” ujar Iswadi, Minggu (16/11).
Ia menjelaskan, enam kemukiman ditetapkan sebagai prioritas normalisasi, yaitu Bambi, Mesjid Guci Rumpong, Krueng Seumideun, Krueng Dayah, Pineung, dan Mesjid Baro. Pemetaan awal menunjukkan sejumlah titik pada jalur air dari Krueng Seumideun dan Krueng Dayah membutuhkan pengerukan lebih dalam untuk memulihkan kapasitas aliran.
Upaya tersebut merupakan tindak lanjut surat edaran Bupati Pidie terkait percepatan persiapan musim rendengan. Pemerintah kecamatan telah mengoordinasikan para keuchik, tuha peut, kelompok tani, dan relawan untuk mengatur jadwal gotong royong, menyiapkan peralatan, serta menyesuaikan pembagian kerja di tiap gampong.
“Koordinasi ini penting karena jaringan irigasi di Peukan Baro saling terhubung. Jika satu titik tersumbat, dampaknya bisa dirasakan petani di hilir,” kata Iswadi.
Partisipasi masyarakat menjadi salah satu kekuatan utama. Kelompok tani dan pemuda gampong terlibat dalam pembersihan semak, pengerukan endapan, dan perbaikan tanggul-tanggul kecil. Alat yang digunakan mulai dari cangkul, sekop, hingga mesin potong rumput.
Iswadi menambahkan, setelah normalisasi selesai, pemerintah kecamatan akan melakukan evaluasi lanjutan guna memastikan saluran tetap terjaga. Evaluasi mencakup identifikasi titik rawan pendangkalan, kebutuhan pengerukan tambahan, serta penanganan struktur tanggul yang mulai melemah.
Ia berharap seluruh saluran irigasi dapat berfungsi optimal sebelum masa tanam memasuki fase intensif pada awal Januari 2026. “Akses air yang lancar dan merata menjadi faktor utama keberhasilan musim tanam dan daya tahan produksi pangan daerah,” ujarnya.
Pemerintah Kecamatan Peukan Baro menilai langkah ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal.(Id69)












