SIGLI (Waspada.id) : Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie terus melakukan penanganan pascabanjir yang melanda sejumlah wilayah sejak akhir November lalu.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pidie, Drs. Samsul Azhar, Senin (8/12), mengatakan bahwa langkah awal yang dilakukan pemerintah adalah mengevakuasi warga ke lokasi yang lebih aman setelah air mulai menggenangi pemukiman.
“Tindakan pertama yang kita lakukan adalah evakuasi pascabanjir. Menjelang itu, warga sudah lebih dulu mengungsi. Pada masa panik, kita telah mengantarkan sembako untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan mendirikan posko kesehatan di lokasi pengungsian,” ujar Sekda.
Ia menjelaskan, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan bergerak cepat sejak ditetapkan status darurat bencana pada 27 November 2025. Dalam masa darurat tersebut, pemenuhan kebutuhan dasar bagi warga di pengungsian terus berlanjut, termasuk pelayanan kesehatan.
Pada 1 Desember 2025, pemerintah Pidie menggelar rapat evaluasi untuk menentukan langkah lanjutan. Rapat tersebut menetapkan beberapa fokus pendataan dan kajian terkait kerusakan yang ditimbulkan banjir, mencakup infrastruktur, fasilitas umum, lahan pertanian dan perikanan, perkantoran, sekolah, rumah warga, prasarana sosial, serta fasilitas sumber daya air dan air bersih.
“Semua dilakukan secara paralel, termasuk pembersihan fasilitas umum seperti rumah ibadah, sekolah, dan jalan,” tambahnya.
Pemkab Pidie juga terus berkoordinasi dengan BNPB, BPBA, Kementerian terkait dan instansi lainnya. Salah satu langkah konkret adalah pembangunan hunian sementara (Huntara) untuk warga di Gampong Blang Pandak.
“Huntara dibangun oleh Perkim, dan kita akan memperpanjang status darurat. Status darurat berakhir 10 Desember, dan akan diperpanjang untuk 14 hari lagi,” sebut Sekda.
Ia menambahkan bahwa anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp7 miliar sudah diproses sejak masa darurat sesuai kebutuhan masing-masing instansi. “Anggaran ini harus rasional dan profesional. Sudah kita plot sejak awal tahun agar tidak terjadi kendala,” jelasnya.
Samsul Azhar menegaskan bahwa banjir yang terjadi tahun ini merupakan yang terbesar di Pidie. “Tahun lalu tidak sebesar ini karena saluran dan sungai masih bersih. Namun tahun ini debit air meningkat dan kondisi berbeda,” tutupnya.(id69)












