PAGI, Senin (8/9), Pimpinan Dayah Qari Hafidz (QAHA) Ukhwatul Qur’an Kota Lhokseumawe, Waled Jamaluddin bin Abdul Qadir memenuhi undangan Kepala Biro Harian Waspada dan Waspada.id ngopi pagi di Gathaf Coffee, Teupin Punti, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara.
Pada saat itu, kami membicarakan banyak hal tentang perkembangan Syariat Islam di Negeri Serambi Mekah. Salah satu hal yang dibahas adalah tentang keinginan Mualem untuk menerapkan pelaksanaan salat berjamaah lima waktu di kalangan birokrat dan masyarakat.
Keinginan Gubernur Aceh ini, kata dia, harus mendapatkan respon positif dari seluruh kalangan yang tinggal di Aceh, agar semangat ini terus membara hingga cita-cita mulia ini terwujud dan terlaksana dengan baik.
Selain membicarakan tentang hal itu, kami juga bercerita tentang perkembangan politik yang terjadi di Aceh dan Indonesia saat ini yang sedang tidak baik-baik saja.
Setelah cukup lama bercengkrama dan sebelum meninggalkan warung kopi, Waspada.id mengucapkan terima kasih kepada Waled Jamal yang telah memenuhi undangan kopi pagi. Kalimat terima kasih itu direspon dengan senyum, seraya bertanya kepada Waspada.id, “Tahukah, berapa besar kekuatan ucapan terima kasih dalam Islam,” tanya Waled.
Lantas Waspada.id menjawab, “Ucapan terima kasih dalam Islam mampu mempererat hubungan silahturahmi dan dapat menumbuhkan rasa cinta di antara sesama muslim.”
Waled Jamal membenarkan apa yang disampaikan Waspada.id, tapi kata dia, kekuatan ucapan terimakasih bukan hanya sebatas itu.
Kekuatan kalimat ucapan terima kasih memiliki kekuatan dahsyat. Betapa tidak, ungkapan terima kasih kepada sesama dalam Islam sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt dan mendapat pahala serta balasan terbaik dari Allah.
Kemudian, katanya melanjutkan, ucapan terima kasih mampu memperkuat hubungan persaudaraan, terhindar dari sifat kufur nikmat, mincul kesadaran dalam diri manusia akan kehadiran Allah dalam jiwa yang bersyukur, dan ungkapan terima kasih kepada sesama merupakan sarana dakwah yang halus.
“Mengucapkan terima kasih kepada sesama bagian dari adab. Itu juga merupakan akhlak mulia. Apalagi saat mengucapkan terima kasih dilanjutkan dengan doa-doa kebaikan, maka ucapan itu akan menghasilkan pahala,” kata Waled Jamal sambil menyebutkan, mengucapkan terima kasih bagian dari akhlak terpuji karena telah menghargai usaha orang lain.
Untuk memperkuat pandangan tersebut, Waled Jamal membacakan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi yang artinya: “Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.“
Selesai mengucapkan hadis tersebut, Waled Jamal pamit pulang ke Kota Lhokseumawe. Sambil melangkah keluar dari warung kopi itu dan sambil tersenyum dia sempat menyebutkan. “Kalimat terima kasih dalam Islam penuh kekuatan.”
Pertemuan singkat itu penuh makna, karena di dalam pertemuan tersebut mengandung makna yang dalam, apalagi, ilmu yang disampaikan dengan komuniksi yang membekas. WASPADA.id/Maimun Asnawi, S.HI.,M.Kom.I