SIGLI (Waspada.id): Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pidie, Muhammad Rabiul, Rabu (10/12), menyampaikan bahwa agradasi pada Krueng Tukah—yang dalam data BWS Sumatera I tercatat sebagai Saluran Pembuang Kaju DI Baro Raya serta tidak berfungsinya tiga pintu banjir, menjadi pemicu utama terjadinya banjir besar di kawasan perkotaan Sigli pada 26 November 2025.
Rabiul menjelaskan, berdasarkan pantauan petugas BPBD, luapan air setinggi 70 cm di atas mercu Tanggul Krueng Tukah Kiri telah menenggelamkan Gampong Cot Rheng, Cot Teungoh, sebagian Keuniree, dan TP 40.
Ia merinci, ketidakfungsian Pintu Banjir Kanan menyebabkan banjir meluas hingga kawasan Tijue dan area perkantoran. Sementara itu, Pintu Banjir Kiri 1 memperburuk banjir di Cot Rheng, Cot Teungoh, TP 40, dan Keuniree. Adapun Pintu Banjir Kiri 2 berdampak pada terendamnya permukiman Kp Asan, Blang Asan, Keuniree, dan Lampoh Lada.
“Setiap tahun BPBD melaporkan dampak yang sama, dan setiap tahun pula kita menyaksikan banjir berulang. BWS Sumatera I selalu memberikan alasan yang dapat dipahami, yaitu ketiadaan biaya operasional serta keterbatasan anggaran penanganan dari Kementerian PUPR,” ujar Rabiul.
Ia menambahkan, ketiadaan anggaran menyebabkan solusi teknis yang ditawarkan tidak dapat direalisasikan, sehingga permasalahan dibiarkan berlalu bersama berakhirnya masa tanggap darurat yang ditangani BPBD Pidie.
Menurutnya, kondisi ini membuat banjir perkotaan menjadi ancaman tahunan, khususnya saat curah hujan tinggi selama tiga hingga empat hari berturut-turut di wilayah hulu. “Kerugian ekonomi, sosial, kerusakan harta benda, hingga trauma dan dampak psikis masyarakat akan terus berulang apabila tidak ada penanganan komprehensif,” tegasnya. (id69)











