Aceh

Pj Bupati Pidie Akui Indeks Inovasi Masih Kurang

Pj Bupati Pidie Akui Indeks Inovasi Masih Kurang
Pj Bupati Pidie, Ir Wahyudi Adisiswanto, M.S.i. Waspada/Muhammad Riza
Kecil Besar
14px

SIGLI (Waspada): Penjabat (Pj) Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto, M.S.i, mengakui dalam indeks inovasi, daerah yang dipimpinnya itu masih kurang.

“Harus diakui bahwa kita dalam indeks inovasi masih kurang. Tentu harus dipahami betul, bahwa Kabupaten Pidie tidak bisa dibandingkan dengan kabupaten lain. Kemudian, saya baru tiga bulan,” kata Ir Wahyudi Adisiswanto saat menerima Waspada di Pendopo Bupati Pidie, Minggu, (5/2).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Dia pun menjelaskan dalam mekanisme teori, juga disebutkan semua inovasi akan berlawanan dengan hal – hal yang sifatnya konservatif, sehingga masyarakat tidak gampang untuk diubah.

Pj Bupati Pidie, itu juga menyebutkan terdapat 36 indikator inovasi, salah satunya visi-misi. Menurut dia, visi-misi yang sudah ada ini tidak gampang diubah. Kemudian ada 36 indikator yang lain yang harus dipersiapkan.

Memahami Kabupaten Pidie, Ir Wahyudi Adisiswanto membagi dua dalam konteks perjalanan pemerintah selaku penjabat bupati. “ Jadi saya harus memahami dulu perintah – perintah pimpinan saya,” katanya.

Selanjutnya dia dalam menjalankan tugas selaku Pj Bupati Pidie mengibaratkan sebuah rangkaian mesin yang sudah sekian lama tidak bergerak. Agar mesin itu bisa bergerak, langkah pertama harus dilakukan membersihkan mesin tersebut. Dengan adanya pembersihan pada mesin maka dapat dipilah-pilah onderdil-onderdil mana yang tidak paten atau harus diganti. “Kan mesin harus jalan dulu. Kalau tahu-tahu sudah diganti, jangan-jangan onderdil yang bagus malah diganti,” katanya.

Oleh karena itu, Ir Wahyudi Adiswanto menyampaikan supaya mesin tersebut bisa jalan makan mesin itu perlu dibersihkan terlebih dahulu. “Itu dalam tiga bulan pertama jangan ujuk-ujuk kita langsung inovasi. Apa yang kita inovasi, jangan-jangan kita berlawanan dengan hal-hal yang sudah bagus,” tuturnya.

Sambung dia, untuk tahap triwulan kedua baru kita perhatikan onderdil – onderdil yang dirasa kurang vital dan perlu dilakukan revatilisasi onderdil. “ Jadi otomatis dalam prosesnya tidak bisa kemudian inovasi dirasakan kurang, lalu masyarakat menilai ini kinerja buruk bupati sehingga inovasinya tidak ada. Bukan begitu, kita harus pelan-pelan dan semua butuh dukungan masyarakat,” pungkasnya. (b06)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE