SIGLI (Waspada): Pj Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto M.S.i, menerangkan, ada tiga warna identik dengan ciri khas Aceh. Warna tersebut terdiri dari kuning, hijau, dan merah. Masing-masing warna memiliki makna filosofi yang mendalam, yaitu ikatan silahturrahim.
Dia menjelaskan ke tiga warna itu selalu digunakan pada berbagai acara di Aceh, khususnya di Kabupaten Pidie, seperti pada kegiatan resmi pemerintahan, upacara adat, pernikahan dan acara keagamaan.
“ Seperti yang kita lihat, ini pada acara Dakwas Islamiah dalam rangka peringatan Maulid Nabi besar Muhammad SAW yang dilaksanakan di Kota Beureunuen” katanya.

Peryataan itu disampaikan Wahyudi Adisiswanto, pada acara peringatan Maulid Nabi besar Muhammad SAW, yang digelar masyarakat Mutiara Timur dan Mutiara Barat di Terminal, Kota Beureunuen beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan itu, Pj Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto M.S.i menerangkan, masing-masing warna memiliki makna dan arti tersendiri. Warna kunit kata dia adalah warna emas. Pada zaman dulu, warna emas ini hanya boleh dipakai oleh raja-raja. Zaman Kaisar Cina, bila ada yang pakai warna kuning dikejar dan di pancung, karena dianggap menyaingi kaisar.
“ Namun setelah ada Islam dijelaskan bahwa keagungan hanya milik Allah SWT, maka ini warna silahturahim, manusia dengan Allah SWT” katanya.
Lanjut dia, kemudian warna mnerah. Merah adalah warna darah, karena darah itu menunjukkan persaudaraan. Jadi hubungan manusia dengan manusia silahturahim manusia dengan manusia. Selanjutnya warna hijau, itu adalah warna laut, hutan dan gunung. Warna ini menunjukkan hubungan manusia dengan alam atau lingkungan. “ Jadi luar biasa di panggung ini dinaungi oleh tiga ikatan silahturahim, kepada Allah SWT, manusia dan alam dan lingkungan” katanya.
Dalam acara peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, menghadirkan penceramah Kh Zaky Mubarak dari Jakarta dan Qori Internasional dari Jakarta Kh Muammar ZA. (b06)