Scroll Untuk Membaca

Aceh

Pj.Gubernur Aceh: Bahasa Gayo Mendekati Ambang Kepunahan

Pj.Gubernur Aceh: Bahasa Gayo Mendekati Ambang Kepunahan
Pj.Gubernur Aceh diwakili Kadis Kebudayaan dan Pariwisata, Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh , Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan sejumlah pemangku adat dan majelis pendidikan dari tiga daerah Aceh Tengah Gayo Lues dan Bener Meriah foto bersama usai menandatangu komitmen bersama tersebut, di ruang hotel Hermes, Banda Aceh, (Waspada/T.Mansursyah)
Kecil Besar
14px

BANDA ACEH (Waspada): Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki mengatakan, bahasa Gayo adalah bahasa daerah di Provinsi Aceh yang memiliki jumlah penutur cukup besar dan nomor dua setelah bahasa Aceh.

“Namun, kini terjadi kekhawatiran bahwa bahasa Gayo mendekati ambang kepunahan,” ungkap ungkap Pj.Gubernur Aceh Achmad Marzuki.

Achmad Marzuki mengungkapkan itu, yang diwakili Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Almuniza Kamal ketika membuka Rakor dan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Revitalisasi Bahasa Daerah Gayo, di Hotel Hermes Banda Aceh, Kamis (16/03/23).

Kata Gubernur, karena berkurangnya jumlah penutur aktif, membuat revitalisasi dan konservasi bahasa Gayo menjadi tema utama dalam Festival Tunas Bahasa Ibu 2023 ini di Provinsi Aceh.

Dikatakan, dengan diangkatnya, bahasa Gayo dalam Festival Tunas Bahasa Ibu 2023, besar harapan saya bahwa suatu kali nanti seluruh suku bangsa di Aceh akan memiliki dokumentasi bahasa, sekaligus budaya, yang terpetakan dan dipreservasi dengan baik.

Sehingga, lanjut dia, warisan identitas seni, budaya, bahasa dan adat istiadat dari semua suku di Aceh tetap dapat dikenal oleh generasi penerus, lepas dari lamanya waktu berlalu.

Senada dengan Pj.Gubernur, Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh Drs.Umar Solikhan, M.Hum mengatakan, pertimbangan Revitalisasi bahasa Gayo, itu didasarkan hasil status kajian vitalisasi yang telah kami lakukan pada tahun 2019, yang menunjukkan bahwa bahasa Gayo berada pada posisi rentan.

Untuk itu, Kepala Balai Bahasa, ini mengajak seluruh pemangku kebijakan dan pemangku kepentingan di wilayah Provinsi Aceh, untuk bersama sama berusaha mendongkrak kembali posisi vitalitas salah satu bahasa yang ada di Provinsi Aceh, dalam hal ini bahasa Gayo, agar kembali ke status aman.

Kecuali itu, Umar mengatakan, sasaran kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) adalah generasi atau penutur muda. Sedangkan tujuan akhir RBD antara lain, agar penutur muda menjadi penutur aktif bahasa daerah dan mempelajari bahasa daerah dengan menyenangkan.

Turut memberikan sambutan juga Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Hafidz Muksin.

Usai kegiatan Pj Gubernur Aceh diwakili Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Almuniza Kamal, Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Hafidz Muksin, Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh Umar Solikhan dan sejumlah tokoh pemangku adat dan pendidikan di tiga daerah yakni Aceh Tengah, Gayo Lues da Bener Meriah, menandatangani komitmen bersama mendukung Revitalisasi bahasa daerah di Provinsi Aceh Tahun 2023.(b02)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE