Scroll Untuk Membaca

Aceh

Pj Ketua PKK: Angka Perceraian Meningkat Tajam Di Aceh

Pj Ketua PKK: Angka Perceraian Meningkat Tajam Di Aceh
Pj. Ketua TP-PKK Aceh, Hj. Safriati, saat membuka Seminar Pendidikan Keluarga dengan tema "Aceh Marak Judi Online, Narkoba, dan LGBT: Apa Upaya Kita?" di Gedung Serbaguna Setda Aceh, Rabu (18/12). (Waspada/Zafrullah)
Kecil Besar
14px

BalANDA ACEH (Waspada): Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (Tp-PKK) Aceh menggelar Seminar Pendidikan Keluarga dengan tema “Aceh Marak Judi Online, Narkoba, dan LGBT: Apa Upaya Kita?”, di Gedung Serbaguna Setda Aceh, Rabu (18/12).

Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Penjabat Ketua TP-PKK Aceh, Hj. Safriati, S.Si, M.Si, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya perhatian semua pihak terhadap isu-isu sosial yang mengancam generasi muda di Aceh.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Pj Ketua PKK: Angka Perceraian Meningkat Tajam Di Aceh

IKLAN

Kata Safriati, penerapan syariat Islam sangat penting dalam upaya melindungi keluarga dari berbagai pengaruh negatif. PKK Aceh, yang memiliki puluhan ribu kader, diharapkan dapat mendeteksi masalah ini secara dini dan mengambil langkah-langkah pencegahan.

“Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki peran yang sangat besar dalam mencegah bahaya yang ditimbulkan oleh judi, narkoba, dan perilaku LGBT,” ujar Hj. Safriati.

Dalam kesempatan tersebut, Pj Ketua TP-PKK Aceh ini juga berbagi pengalaman dari kunjungan ke Lapas Anak dan Lapas Wanita, di mana ia menemukan bahwa kasus narkoba dan perilaku menyimpang mendominasi.

“Sekitar 80 persen penghuni Lapas Wanita terjerat kasus narkoba. Ini adalah masalah serius yang harus kita hadapi demi masa depan Aceh,” ujarnya.

Hj. Safriati mengingatkan peserta seminar yaitu mereka dari organisasi keagamaan, wanita, pemuda dan para mahasiswa serta dai milenial sebagai duta bagi lingkungan mereka dan diharapkan dapat menyebarkan ilmu yang didapat selama seminar. “Membangun keluarga yang sehat dan berkelanjutan adalah modal untuk masa depan kita,” tegasnya.

Satu hal yang sangat memprihatinkan, menurut Hj. Safriati, adalah meningkatnya angka perceraian di Aceh. “Pada tahun 2022, tercatat 3.000 kasus perceraian, dan angka tersebut meningkat menjadi 5.000 kasus pada tahun 2023. Ini adalah fenomena yang harus kita cegah bersama,” katanya.

Karena itu, Ia mengajak semua komponen masyarakat untuk bergerak bersama dalam mencegah fenomena ini, mengingat tingkat pendidikan di Aceh yang masih rendah, dengan rata-rata anak hanya menyelesaikan pendidikan hingga SMP.

Seminar ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan keluarga dan peran aktif dalam mencegah masalah sosial yang mengancam generasi muda di Aceh.

Menjadi pemateri pada seminar yang digelar PKK Aceh itu adalah pihak dari BNN, Polda Aceh serta Akademisi. Selain itu juga ada pemateri dari Jakarta. (b03)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE