LHOKSEUMAWE (Waspada): Pj Wali Kota Lhokseumawe Imran melaksanakan pengukuhan Kelompok Sadar Lingkungan (Pokdarling) dan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Desa Hagu Teungoh Kec. Banda Sakti, yang berlangsung di lantai tiga Kantor Wali Kota, Jumat (22/9).
Dalam pengarahannya, Pj Wali Kota Lhokseumawe Imran mengatakan, selama ini daerah pesisir masih minim sekali kesadaran masyarakatnya menjaga lingkungan. Dampak buruk itu menciptakan lingkungan masyarakat menjadi kumuh dan penuh dengan sampah yang bercecer. Bahkan masyarakat pesisir cendrung membuang segala jenis sampah ke dalam laut dan sama sekali tidak memanfaatkan tong atau tempat pembuangan sampah yang tersedia.
Mengingat kondisi memprihatinkan itu, tentunya sangat membutuhkan adanya pegiat atau aktivis seperti emak-emak yang peduli lingkungan yang dibentuk pihak PT Pertamina Patra Niaga IT Lhokseumawe.
Sehingga dengan adanya emak-emak dalam barisan Kelompok Sadar Lingkungan (Pokdarling) itu dapat rutin melakukan pembersihan sampah sepanjang kawasan pesisir pantai setempat.
“Saya sering turun langsung memantau kondisi lingkungan pesisir. Kondisinya sangat jorok dan tak ada kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Bahkan sampah yang ada sering dibuang ke laut,” ujarnya.

Di sisi lain, wali kota juga menyatakan dirinya sangat mendukung adanya Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) demi menambah penghasil masyarakat untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Pj. Walkot mengaku dirinya sama sekali tidak setuju bila ada masyarakat yang membudidaya ikan di tempat yang tidak layak dan berbahaya. Karena hampir sebagian besar usaha budi daya ikan Kec. Banda Sakti justru dominan memilih lokasi yang tidak tepat, seperti di Waduk Raksasa dan sungai Cunda Kec. Banda Sakti serta kawasan sungai Loskala.
Karena lokasi itu merupakan tempat pembuangan berbagai jenis limbah yang membahayakan makhluk hidup. Namun sebagian besar masyarakat malah menjadi pembudidaya ikan ditempat tersebut. Padahal secara umum semua orang tahu kalau lokasi tersebut bisa membuat ikan terkontaminasi limbah berbahaya seperti B3 domestik, mercuy, limbah rumah sakit dan lainnya. Sehingga akan menjadi berbahaya lagi ketika masyarakat mengkonsumsi ikan hasil budidaya ditempat tersebut. Karena ikan-ikannya sudah mengandung berbagai jenis limbah berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia.
Pj Wali Kota mengharapkan Pokdakan memilih tempat bersih, sehat dan jauh dari kontaminasi limbah, sehingga ikan hasil budidayanya nanti bisa bermanfaat dan. menambah gizi bila dikonsumsi oleh masyarakat.
Pada kesempatan itu, Manager Pertamina IT Lhokseumawe Revi M Arisandra mengatakan dengan menggunakan dana CSR, pihaknya telah membentuk Kelompok Sadar Lingkungan (Pokdarli) dan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Desa Hagu Teungoh. Semua anggotanya berjumlah 21 orang merupakan wanita dari binaan.
Dijelaskannya, Kelompok Sadar Lingkungan memiliki tugas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup melalui kegiatan pendidikan, pengelolaan sampah, penghijauan, kampanye lingkungan, dan kolaborasi dengan pihak terkait. Kelompok ini sudah terbentuk sejak dua tahun lalu dan kini mulai diaktifkan untuk melakukan tugasnya.
Sedangkan Pokdakan terdiri dari 14 pemuda yang membudidaya ikan lele dalam keramba yang terbuat dari terpal. Hasil panen ikannya, selain dipasarkan ke pasar dan rumah makan, tapi juga akan diolah menjadi makanan kuliner siap saji dalam kemasan lain. (b09).