KUALASIMPANG (Waspada): Pondok Pesantren Islam Terpadu (PPIT) Al-Hidayah yang berada di Kampung Sidodadi, Kecamatan Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang saat ini mulai menghadirkan pelajaran ekstrakurikuler Kepramukaan bagi peserta didik, baik di tingkat Madrasah Tsanawaiyah dan Madrasah Aliyah.
Hadirnya program Kepramukaan pada Pondok Pesantren Islam Terpadu Al-Hidayah tersebut dalam upaya meningkatkan dan menumbuhkembangkan nilai–nilai wawasan kebangsaan bagi peserta didik di pondok pesantren.
Dalam menghadirkan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan tersebut juga disuport langsung oleh Datok Kampung Sidodadi dan Kwarcab Pramuka Kabupaten Aceh Tamiang. Hadirnya satuan Kepramukaan di PPIT Al- Hidayah ini bahagian dari pembinaan bagi peserta agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan, termasuk juga isu-isu radikalisme yang tahun 2022 lalu di Kabupaten Aceh Tamiang ramai diperbincangkan serta menjadi perhatian khusus dari sejumlah instansi pemerintah.
Wakil Ketua Bina Muda Kwarcab Pramuka Kabupaten Aceh Tamiang, Edi Suwanto, S.Ag kepada Waspada Rabu (8/3) menyampaikan, keberadaan Kepramukaan di pondok pesantren ini langsung dibawah Kwarcab Aceh Tamiang dan dalam pembentukannya mendapat dukungan penuh dari pihak pesantren, Datok Penghulu dan tokoh masyarakat setempat.
Disebutkannya, untuk pelaksanaan pengenalan dan pembentukan satuan kepramukaan di Pondok Pesantren Islam Terpadu Al – Hidayah ini telah dilaksanakan pada Selasa (7/3) kemarin sore, baik tingkat tsanawyah dan aliyah. “Para peserta didik terlihat sangat antusias dan kita berharap dari kegiatan Kepramukaan tersebut dapat menjadi generasi muda yang berbasis Islam sesungguhnya secara kaffah,” ucapnya.
Datok Penghulu (Kepala Desa) Kampung Sidodadi, Ratmanto mengatakan, kegiatan itu untuk pertama sekali dilaksanakan atas prakarsa Kampung Sidodadi dan Kwarcab Aceh Tamiang, pasca bai’at 389 orang ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan melepas pengikut simpatisme JI di Agustus 2022 lalu.
Ponpes Al Hidayah disorot, sebab sempalan utamanya adalah pemimpin di Ponpes terpadu tersebut berinisial MD yang kini dilakukan pengawasan dan pembinaan oleh Forkopimda Plus. “Kegiatan Kepramukaan tersebut dilaksanakan untuk memupuk mental dan wawasan kebangsaan pada para santri dan santriwati,” sebutnya.
Menurutnya, ini tujuan utama kita yaitu wawasan kebangsaan itu sangat diperlukan bagi generasi penerus bangsa, agar mereka tidak gampang dicekokin serta dihasut untuk paham penganut radikalisme dan pemecah persatuan bangsa. “Kegiatan yang dilaksanakan selama ini diawasi langsung dari Forkopimda Plus, meski tersandung dengan biaya, dukungan terus diberikan dari pihak yang berkompeten,” terangnya.
Harapan Ratmanto, stake holder terkait di pemerintahan dapat memperhatikan dengan dukungan pembiayaan, karena pasca bai’at lalu, pembinaan diserahkan sepenuhnya kepada 389 orang tersebut sepenuhnya dilakukan oleh Forkopimda Plus, baik itu pengawasan, pembinaan sampai kepada pembiayaannya.
“Sejatinya Sekda harus tanggap terkait hal ini, terlebih itu, Kesbanglinmaspol dan Dinas Dayah Aceh Tamiang jangan setelah dibai’at mereka dibiarkan, tanpa pengawasan dan pembinaan,” tegas Ratmanto. (b15)