ACEH TAMIANG (Waspada) : Sebanyak 50 orang anggota Pramuka tingkat penegak (SMA) dari Kwarcab Pramuka Aceh Tamiang mengikuti kegiatan upacara ziarah dan tabur bunga di makam pahlawan Kuala Simpang pada Selasa (1/10).
Kegiatan yang berlangsung penuh kesederhanaan dan antusias tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2024. Dalam upacara ini bertindak sebagai Inspektur upacara Waka Bidang Keuangan, Usaha dan Sarpras Kwarcab Pramuka Kabupaten Aceh Tamiang, Chandra Syahputra dan bertindak sebagai Komandan upacara, Fatir.
Wakabid Keuangan, Usaha dan Sarpras Kwarcab Pramuka Kabupaten Aceh Tamiang Chandra Syahputra seusai pelaksanaan upacara menyampaikan bahwa Pancasila yang telah menjadi dasar pengelolaan kehidupan berbangsa dan bernegara telah mengalami ujian berat pada tahun 1965, di mana ada pihak-pihak yang akan menggantikan Pancasila dengan ideologi lain.
“Oleh karena itu penting untuk dikenang dalam rangka menggelorakan nasionalisme dan jiwa patriotik,” sebut Chandra seraya mengatakan, memperingati Hari Kesaktian Pancasila dengan tujuan untuk terus menggugah dan menggelorakan semangat nasionalisme dan jiwa patriotisme dalam memegang teguh Pancasila sebagai dasar negara agar tetap hidup dan terjaga dalam hati sanubari masing-masing.
Menurutnya, pada zaman sekarang ini, arus informasi mengalir deras tanpa bisa dibendung dan membawa pengaruh luar biasa pada sendi-sendi kehidupan bangsa. “Harus diakui bahwa tantangan-tantangan yang semakin lama tidaklah semakin ringan, tetapi justru berkembang menjadi semakin beragam dan sulit,” ungkap Chandra.
Chandra mengutarakan, sudah saatnya menunjukkan melalui sikap dan perbuatan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang toleran, bangsa yang menghargai dan menghormati manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, sebagai bangsa yang cinta damai sekaligus menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan.
Lanjutnya, agar bangsa Indonesia mampu menghadapi tantangan di era reformasi maupun globalisasi, maka diperlukan adanya suatu kekuatan yang tangguh dari bangsa itu sendiri. “Suatu kekuatan yang hanya bisa terbentuk apabila bangsa itu mempunyai jati diri dan karakter yang kuat,” pungkasnya. (b15).