AcehHeadlines

Presiden Rusia Vladimir Putin Ikut Bahas Nasib Harimau Sumatera

Kecil Besar
14px

BANDA ACEH (Waspada): Federasi Rusia mengundang Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud, Al Haythar, sebagai narasumber perwakilan Indonesia dalam Forum Harimau Internasional ke-2.

Kegiatan ini digelar oleh lembaga Roscongress Rusia bersama Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Federasi Rusia, Amur Tiger Center dan The Russian Geographical Society.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Feredasi internasional tersebut membahas terkait negara jelajah harimau dan pemberantasan perdagangan ilegal dalam turunan harimau dan jalur perdagangan ilegal.

Jalur perdagangan satwa yang dilindungi itu di antaranya India, Nepal, Bhutan, China, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Laos dan Rusia.

Dengan mengusung tema “Best Practices for Tiger Conservation” (Tindakan terbaik untuk Konservasi Harimau). Forum Harimau Internasional digelar di Vladivostok, Rusia, Senin (5/9/2022), turut dihadiri Presiden Rusia Vladimir Putin. Orang terkuat dunia ini prihatin terhadap keberadaan harimau Sumatera, yang habitatnya makin terusik.

Sementara, Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al Haythar sebagai narasumber mewakili Indonesia hadir melalui video conference dari Meuligoe Wali Nanggroe.

Dalam presentasinya Tgk Malik Mahmud Al Haythar menyampaikan sebagai provinsi yang memiliki hutan paling luas di Sumatera, Aceh masih tercatat memiliki populasi harimau terbanyak di alam liar. Masih ada ratusan ekor harimau Sumatera hidup di hutan Aceh.

Namun, saat ini spesies ini benar-benar terancam akibat perburuan untuk perdagangan ilegal juga kerusakan hutan yang menjadi habitatnya.

“Dulu, ketika hutan menutupi tujuh puluh persen Sumatera, jumlahnya banyak tetapi sekarang sangat terancam sehingga mungkin hanya beberapa ratus yang tersisa. Jika kita tidak hati-hati, mereka juga akan lenyap dari Sumatera,” tuturnya.

Lanjut Wali Nanggroe, berbagai macam aksi konservasi telah dilakukan oleh berbagai komponen baik oleh Pemerintah RI, Pemerintah Daerah, LSM, perguruan tinggi, swasta dan masyarakat. Penegakan hukum dan perlindungan baik spesies maupun habitat menjadi sektor yang paling penting untuk diperkuat.
Wali Nanggroe menyampaikan upaya konservasi Harimau Sumatera perlu kerjasama dan dukungan dari seluruh pihak terkait.

“Tidak hanya peran pemerintah namun juga keterlibatan masyarakat dalam perlindungan harimau dan tidak merusak jalur/koridor satwa dilindungi tersebut,” katanya. (Cut/b01)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE