Aceh

Prof Nico Sebut Pidie Punya Modal Wisata Hijau Terkuat Di ASEAN

Prof Nico Sebut Pidie Punya Modal Wisata Hijau Terkuat Di ASEAN
Prof. Nico Nicolas Leumunau (kanan) bersama Camat Mane, Muchtar Agani (kiri). Waspada.id/Ist
Kecil Besar
14px

SIGLI (Waspada.id): Kabupaten Pidie Provinsi Aceh dinilai memiliki modal paling lengkap untuk menjadi pusat pengembangan wisata hijau (green tourism) di Asia Tenggara.

Penilaian itu disampaikan pakar desain wisata Asia Tenggara, Prof. Nico Nicolas Leumunau, yang menegaskan bahwa Aceh memiliki kombinasi langka antara kekayaan alam, budaya kuat, dan identitas Islami yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesia maupun ASEAN.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Menurut Prof. Nico, yang menempuh pendidikan tinggi di Jerman dan dikenal sebagai ahli tourism design, pengembangan wisata saat ini tidak dapat dilepaskan dari pendekatan berbasis riset lingkungan. Ia menegaskan bahwa Aceh memiliki elemen-elemen yang memenuhi standar pengembangan destinasi kelas dunia.

“Wisata modern harus berbasis data sungai dan alam. Pidie punya itu. Aceh punya itu. Kita bisa mendesain wisata budaya tanpa menghilangkan identitasnya,” ujarnya dalam wawancara telepon, Selasa (18/11).

Lebih lanjut, ia menilai bahwa Aceh memiliki keotentikan budaya yang tidak dapat disubstitusi oleh daerah lain. Dari adat hingga norma sosial, Aceh disebut memiliki nilai yang kuat untuk dijadikan narasi wisata yang berkelas internasional.

“Ini suanerik, unik. Tidak ada daerah lain seperti Aceh. Dari alam sampai adatnya, semua otentik,” tegasnya.

Ia juga menyinggung potensi penguatan narasi wisata Islami berbasis sejarah dan perjalanan peradaban Islam yang menurutnya dapat menjadi nilai jual tambahan untuk membedakan Aceh dari destinasi wisata nasional lainnya.

Mane Jadi Kandidat Kawasan Percontohan

Camat Mane, Muchtar AG, M.Pd, mengonfirmasi rencana pihaknya untuk mengundang langsung Prof. Nico ke Kabupaten Pidie pada tahun mendatang. Ia menilai Mane memiliki komposisi alam yang layak dijadikan kawasan percontohan wisata hijau.

“Mane punya potensi alam yang murni dan sangat mungkin dikembangkan sebagai destinasi wisata serta ikon daerah. Ini bisa menggerakkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Muchtar menegaskan bahwa seluruh konsep wisata yang dikembangkan di Aceh harus tetap berlandaskan aturan syariat, yang menurutnya justru dapat menjadi pembeda positif dibanding destinasi lain.

Ia juga membuka peluang penyelenggaraan FGD (Focus Group Discussion) dengan menghadirkan tokoh adat, akademisi, dan pelaku wisata untuk merumuskan peta jalan pengembangan sektor pariwisata Mane. (id69)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE