ACEH BESAR (Waspada.id): Dayah Wakaf Barbate, yang berlokasi di kawasan Kebun Kurma, Blang Bintang, Aceh Besar, Minggu (14/9/2025) menggelar silaturahmi dan tausyiah untuk motivasi bagi para santri.
Acara tersebut turut dihadiri Ketua Umum Yayasan Wakaf Barbate Islamic City (YWBIC) Prof. Dr. Sofyan A. Gani, MA, Wakil Ketua Rahman Zainal, Drs. Anwar Hasyim. M. Pd, Azwar, Husaini. Sekretaris Umum Zulfikar, Wakil Sekretaris Erdi Mualim, Hamdani, Rizal Mulyadi, Sabri M. Yusuf serta jajaran pengurus lainnya, termasuk Anggota Pengawas YWBC Abubakar. Hadir pula Pimpinan Dayah Wakaf Barbate, Muhammad Rais, bersama para ustazd.
Dalam kesempatan itu, Prof. Sofyan A. Gani menyinggung sosok Prof. Yusni Sabi yang pernah menjabat Rektor IAIN Ar-Raniry (kini UIN Ar-Raniry). Ia menekankan, perjalanan hidup Prof. Yusni menjadi teladan, karena berhasil menempuh pendidikan hingga ke Amerika Serikat meski berasal dari kampung sederhana. “Kisah beliau patut menjadi motivasi bagi santri agar terus berjuang meraih ilmu,” ujarnya.
Lebih lanjut Prof. Sofyan menambahkan terkait dg perkembangan Santri Dayah Wakaf Barbabe, Santri sekarang berjumlah 70 org terdiri dari 18 Yatim, Piatu, 51 orang Fakir miskin dan satu anak Muallaf. Mereka berasal dari 20 Kab/Kota di Aceh.
Sementara itu, Prof. Yusni Sabi dalam nasihatnya mengungkapkan, rasa bahagia dapat bersilaturahmi dengan santri dan pengurus YWBIC. Ia mengaku sejak lama memiliki keinginan untuk terlibat langsung dalam lembaga pendidikan Islam seperti Dayah Wakaf Barbate. “Saya senang sekali ketika mengetahui sahabat saya Prof. Sofyan telah mencemplungkan diri dalam sebuah lembaga pendidikan yang sebenarnya sangat saya idamkan untuk terlibat sejak dulu,” tuturnya.
Lebih lanjut, Prof. Yusny berbagi pengalaman hidupnya, mulai dari masa mudanya mengajar di meunasah hingga kisah perjalanan menimba ilmu ke luar negeri. Ia juga mengisahkan masa kecilnya sebagai seorang yatim umur lima tahun. Namun, dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah, ia mampu mewujudkan cita-citanya hingga berhasil menempuh pendidikan ke berbagai negara.
Dalam tausyiah itu, Prof. Yusni menekankan pentingnya merantau sebagaimana pesan Imam Asy-Syafi’i, yang pernah menasihati: “Merantaulah, engkau akan menemukan ganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan. Bersungguh-sungguhlah, karena nikmat hidup ada dalam usaha. Aku melihat air menjadi keruh bila diam, dan menjadi jernih bila mengalir.”
Menurutnya, pesan Imam Asy-Syafi’i itu selaras dengan perjalanan hidupnya. “Merantau itu nikmat. Di tempat baru, kita mendapatkan banyak hal yang tidak kita temukan di kampung halaman,” jelasnya.
Ia juga menceritakan, pengalaman pribadinya yang penuh inspirasi, termasuk perjalanan menunaikan ibadah haji dan umrah dari New York, hingga berkeliling ke berbagai belahan dunia seperti Afrika dan Hawai. “Semua itu berawal dari cita-cita. Maka, bercita-citalah setinggi-tingginya, karena Allah akan memudahkan jalan,” pesan Prof. Yusni di hadapan para santri.
Acara yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan itu ditutup dengan makan siang bersama. Hidangan tersebut merupakan sedekah dari hamba Allah, sekaligus menjadi momentum kebersamaan antara para pengurus YWBIC, santri yatim, keluarga besar Prof. Yusni Sabi, dan para undangan lainnya.(id66)