LHOKSEUMAWE (Waspada): Pelaksanaan proyek saluran Ling Sejahtera dan Blang Rayeuk di Desa Uteun Bayi Kec. Banda Sakti, Kota Lhokseumawe senilai Rp274 juta lebih diduga telah rampung dengan kondisi asal jadi dan tak sesuai bestek, Rabu (13/12). Bangunan asal jadi itu kini tak terlihat lagi karena telah tertutup dengan beton penutup saluran.
Hal itu diungkapkan salah seorang warga lingkungan di Desa Uteun Bayi Maulana Fadli yang ikut mengamati dan mengawasi proyek yang dikerjakan rekanan dari CV. San Tiara yang bersumber dari Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA).
Dikatakannya, sekilas dipandang, pembangunan saluran memang sudah rampung. Namun kenyataan sebenarnya, di balik beton penutup saluran, pembangunannya dikerjakan asal jadi mengingat adanya perbedaan dari kedalaman antara saluran baru dengan saluran lama. Apalagi sejak awal dibangun, sambungan besi saluran baru dengan saluran lama terlihat tidak sejajar tingginya.

“Kami warga lingkungan sudah memantau proyek ini dari awal. Seharusnya besi sambungan beton saluran tersebut sejajar namun faktanya tidak demikian. Sehingga kedalaman atau ketinggian saluran tidak sejajar, “ucap
Bahkan warga ikut menjaga material proyek tersebut juga ikut serta menyaksikan proses pengerjaannya sejak awal sarat dengan masalah.
Maulana juga menyebutkan, dia dan warga lain sempat melihat pihak dinas telah menurunkan tim uji kelayakan konstruksi ke lokasi proyek tersebut.
Ternyata hasil di lapangan dinyatakan tidak layak, namun hingga saat ini belum ada perbaikan apapun, sehingga pelaksanaan proyek tersebut dianggap telah rampung karena diduga rekanan dan pejabat Dinas PUPR telah main mata.
“Ada juga turun tim uji kelayakan proyek itu, saat di lokasi katanya tidak layak. Tapi hingga sekarang belum ada tindak lanjut apa pun dari pihak dinas. Jadi kami patut menduga ada main mata antara rekanan dan dinas, “ ungkapnya.
Maulana selaku warga ikut mengontrol jalannya pembangunan, mewakili warga Desa Uteun Bayi meminta kepada aparat penegak hukum untuk mengaudit proyek tersebut agar memastikan kembali layak atau tidaknya konstruksi saluran tersebut.
Kepala Dinas PUPR Kota Lhokseumawe Safaruddin melalui Kepala Bidang Pengairan T. Syahrial membantah semua dugaan proyek asal jadi. Syahrial menjelaskan, dalam pengerjaan proyek tidak ada kata sempurna, namun pihaknya telah bekerja semaksimal mungkin dalam pengerjaan proyek tersebut.

”Dalam proyek kalau untuk mencari kesempurnaannya tidak ada, kalo untuk sempurna seratus persen itu tidak ada, ibarat kaca buatan pabrik pun ada bopeng, tetapi sepengetahuan kami dan semampu kami itu sudah maksimal,“ ujarnya.
Syahrial juga menunjukkan dokumen terkait hasil pengujian di lapangan dan dokumen pengerjaan proyek saluran tersebut benar-benar telah rampung dan sudah sesuai bestek. dia menyebutkan bahwa proyek tersebut telah dilakukan uji kelayakan (uji lab) bahkan hasilnya melebihi spek. Selain itu, beton penutup saluran tersebut juga berfungsi sebagai jalan, jika ke depannya ada anggaran maka pengerjaan saluran tersebut akan dilanjutkan tahun depan.
“Bahkan setelah dikerjakan kita juga menurunkan tim dari politeknik untuk pengetesan dan hasilnya memenuhi dan untuk beton di atas spek yang ditentukan. Selain itu proyek itu juga berfungsi sebagai jalan, itukan tidak ada jalan makanya kami buat tutup saluran, jadi bukan perubahan dari yang direncanakan, ke depannya bila ada anggaran akan kita sambung lagi pembangunannya,“ paparnya.
Sedangkan mengenai rangka besi yang turun atau posisinya tidak sejajar, sambung Syahrial, karena saat menyambung besi turun karena diinjak-injak oleh warga yang melintas. Namun hal itu sudah di atasi kembali saat proyek dirampungkan. (b09)