LANGSA (Waspada.id): Karyawan Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) PT Anugrah Fajar Rezeki (AFR) Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur mengeluh akibat kebijakan perusahaan terkait pemotongan gaji karyawan di tengah bencana hidrometeorologi yamg telah berdampak terhadap 18 kabupaten/kota di Aceh.
Sejumlah karyawan PKS PT AFR yang tidak ingin dipublikasikan jatidirinya kepada wartawan, Minggu (7/12) mengatakan, sangat kecewa terhadap kebijakan manajemen perusahaan terkait pemotongan gaji atau potongan cuti bagi karyawan.
“Pihak perusahaan PT AFR meminta kami para karyawan untuk memilih salah satu opsi tersebut, pemotongan gaji atau pemotongan cuti, ketika karyawan tidak dapat masuk kerja saat bencana banjir, sejak 26-30 November 2025,” ujar mereka.
Sambung mereka, sedihnya lagi ketika hari pertama banjir melanda Aceh Timur dan sekitarnya, Rabu 26 Desember 2025 lalu, mereka juga disuruh masuk kerja. “Bagaimana coba hati nurani mereka pihak perusahaan PKS PT AFR itu,” ungkap mereka.
Padahal, jika sinilai tidak sebanding dengan beban dan risiko kerja apalagi di tengah musibah banjir. Namun, yang lebih kejam lagi karyawan lebih jam kerja tidak dihitung lembur, sebaliknya bila kekurangan jam kerja perusahaan tetap memotong gaji mereka.

“Bagaimana kita kerja saat kondisi banjir dengan langkanya bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi. Padahal beban kerja yang tidak sepadan, dan kebijakan upah yang tidak adil (lembur tidak dibayar, tapi kekurangan jam kerja dipotong) sungguh sangat memprihatinkan,” tutur mereka.
Menurut merekq, pemotongan gaji tersebut dapat berpotensi melanggar hak-hak pekerja atau karyawan yang dilakukan terhadap sekira seratusan lebih karyawan. “Untuk satu karyawan pemotongan selama lima hari kerja berkisar Rp875 ribu atau mereka dihitung pemotongan cuti, sungguh tidak berperikemanusiaan,” jelas mereka
“Seharusnya, di tengah bencana banjir manajemen perusahaan PT AFR dapat membantu karyawan dan petani begitu juga masyarakat sekitar di tengah kondisi musibah yang menjadi korban dampak banjir. Namun anehnya, perusahaan PT AFR malah sebaliknya, karyawan sendiri saja dikorbankan dan ditekan,” ujar karyawan dengan kesal.
Hal senada juga diungkapkan, salah seorang petani Mitra PT AFR. Mereka juga mengalami potongan persen pembelian yang selangit. Begitu juga sortiran yang dilakukan pihak perusahaan terkadang tandan buah segar (TBS) yang masak pun dibalikkan atau tidak diterima.
“Kami menduga, perusahaan dengan sengaja memanfaatkan kesulitan mengambil keuntungan saat bencana banjir. Apalagi sejumlah pabrik PKS yang ada di Aceh Timur, Aceh Utara dan Aceh Tamiang belum beroperasi akibat banjir melanda Aceh,” sebutnya
Untuk itu, mereka berharap perusahaan agar meninjau kembali kebijakan yang dilakukan tersebut. Begitu juga harapannya kepada pemerintah dan pihak terkait untuk mengontrol kebijakan yang dilakukan manajemen PT AFR agar tidak menindas atau menekan karyawan dan petani demi keuntungan perusahaan.
Sementara, Humas PT Anugrah Fajar Rezeki, Fadli saat dikonfirmasi wartawan, Senin (8/12) via WhatsApp mengatakan, saat ini dia sedang berada di luar.
“Baik kalau ada informasi terkait karyawan kami. Kita cari dulu kebenarannya, apa memang benar ada pemotongannya,” jawabnya singkat.(id75)












