SIGLI (Waspada): PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah Teungku Chik Di Pante (BPRS TCD) Sigli, Kabupaten Pidie salurkan bantuan dalam bentuk Sembako kepada 174 orang pengungsi etnis Rohingya, di SMPN 2 Cure, Kecamatan Muara Tiga, Kamis (29/12) sore.
Bantuan ini diserahkan langsung Direktur Utama Bank TCD Syariah, Sigli Fauzan SE, MM, diterima Kapolsek Muara Tiga, Ipda Fauzie, SH. Sembako yang diberikan diantaranya, telur, beras, dan mie instan. PT Bank TCD Syariah, Sigli juga membantu memberikan tiga unit Dispencer.
Direktur Utama Bank TCD Syariah, Sigli Fauzan SE, MM, mengatakan, bantuan tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian Bank TCD Syariah Sigli terhadap pengungsi Rohinya. “ Bantuan yang kami bawa dan telah kami serahkan, ini bentuk perhatian kami terhadap kemanusian di tengah perjuangan mereka mencari perlindungan untuk bertahan hidup serta ketakutan akibat ancaman kekerasan yang brutal” katanya.
Menurut dia, bantuan berupa makanan dan beberapa alat elektronik untuk pemanas air yang diberikan, setidaknya bisa dimanfaatkan mereka selama berada di tempat penampungan pengungsian.
Muhammad Taher, salah seorang pengungsi Rohingnya kepada Waspada dalam Bahasa melayu Malaysia, bercerita bila ia bersama ribuan pengungsi Rohingya, Myanmar lainnya eksodus dari negaranya untuk menyelamatkan akidah dan nyawa dari intimidasi pemerintah dan militer Myanmar yang didukung oleh para biksu radikal Budha. Sebanyak 174 orang yang berhasil mendarat di perairan Gampong Ujong Pie, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, kondisinya sangat memprihatinkan, mereka butuh bantuan dari kaum Muslimin agar bisa bertahan hidup.
Cerita Muhammad Taher, tinggal dinegerinya Myanmar, mereka adalah kaum minoritas, sejak berabad-abad lalu Muslim Rohingnya menjadi objek penindasan dan perlakuan zalim dari kaum mayoritas Budha. Ironinya, tindakan tidak manusiawi ini didukung penuh oleh para tokoh dan rohaniawan Budha. “ Saya punya orang tua di Camp di sana, kepalanya ditebas. Saudara-saudara saya banyak meninggal di sana” kata Muhammad Taher.
Lanjut dia, selama beberapa hari ditampung di SMPN 2 Cure, Kecamatan Muara Tiga, 174 pengungsi Rohinya merasa Bahagia dapat melantukan azan jelang shalat lima waktu dan bisa mendirikan sholat berjamaah, meskipun di dalam ruangan. “ Di sini kami bisa melakukan shalat berjamaah dan bisa azan dengan suara besar, ya kami sangat Bahagia” kata Muhammad Taher. (b06)