LANGSA (Waspada): Lahirnya organisasi Pujakesuma di Kota Langsa bertujuan agar terciptanya media untuk mempertautkan perasaan kembali orang Jawa di Sumatera khususnya di Kota Langsa sehingga terbangunlah sambang, srawung dan tulung tinulung.
Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Paguyuban Keluarga Besar (PKB) Pujakesuma, Purn. AKBP H. Kasnap, usai dilantik oleh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Pujakesuma Provinsi Aceh, Suprianto, untuk periode 2024-2029, dan dipercayakan sebagai Sekretaris Kasrun dan Bendahara Joko Santoso, di Aula Cakdon Langsa, Minggu (12/5).
“Organisasi Pujakesuma dibentuk sebagai sarana untuk membuat saling asah, asih dan asuh,” ucapnya.
Sedangkan Ketua DPW Pujakesuma Aceh, Suprianto, mengucapkan selamat kepada pengurus DPD PKB Pujakesuma Langsa yang baru saja dilantik. Ia berharap, pengurus yang telah dilantik dapat mengemban amanah dengan sebaik-baiknya menuju pencapaian visi dan misi organisasi bersama pemerintah.
“Kepada pengurus Pujakesuma Langsa yang baru dilantik, terus berbuat untuk masyarakat. Pujakesuma itu rumah besar kita karena di organisasi Pujakesuma itu ada unsur TNI, Polri, eksekutif, legislatif dan unsur lainnya. Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung,” kata Suprianto yang juga Ketua DPRK Aceh Tamiang.
Senada Sekdakot Langsa, Ir Said Mahdum Majid, mengucapkan selamat atas pelantikan pengurus Pujakesuma, semoga dengan kepengurusan yang baru organisasi ini dapat lebih maju kedepannya, dan dapat menjadi wadah untuk berkumpul dan menjalin silaturahmi antar anggotanya.
“Kami berharap kedepannya organisasi Pujakesuma dapat memberikan banyak dukungan dan kontribusi untuk Kota Langsa yang lebih baik,” pinta Said
Seyogianya paguyuban ini bisa eksis kembali, semakin solid dan samakin besar konstribusinya dalam pembangunan di Kota Langsa.
“Suku Jawa di Kota Langsa ini jumlahnya cukup besar, bahkan seimbang dengan suku Aceh. Alhamdulillah tidak pernah ada dan jangan sampai ada konflik sosial berbasis SARA di Kota Langsa ini. Semua adem, ayem, hidup harmonis dalam keragaman. Itulah persatuan Indonesia yang sesungguhnya, berbeda-beda tetapi tetap satu jua, NKRI harga mati,” jelasnya.
Persatuan dalam keragaman adalah anugerah Allah yang wajib kita syukuri dan menjadi modal dasar dalam membangun NKRI menuju Indonesia emas tahun 2045. Banyak negara di dunia ini yang gagal mengelola perbedaan. Mereka menjadikan perbedaan suku, agama, aliran, ras, dan golongan sebagai dasar perpecahan.
“Di negara-negara tersebut perang tak berkesudahan yang mengakibatkan kehancuran infrastruktur, rusaknya pranata sosial budaya, kesengsaraan, dan kemiskinan yang absolut,” paparnya.
Oleh karena itu kewajiban kita untuk merawat perdamaian dan persatuan dalam keragaman, salah satunya melalui paguyuban Pujakesuma ini. Di dalam paguyuban ini nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika harus terus dipelihara dan dikembangkan.
“Orang Jawa di Kota Langsa harus sadar jati dirinya sebagai orang Jawa, tetapi pada saat yang bersamaan juga harus sadar bahwa orang Jawa disini juga bagian dari ke-Aceh-an dan ke-Indonesia-an yang nilai-nilainya dibangun bersama-sama dengan suku bangsa lainnya,” imbuh Said.
Kendati demikian Pujakesuma harus mau dan mampu bersinergi serta berkolaborasi dengan elemen bangsa lainnya. Kami berharap dengan modal persatuan yang kuat maka satu per satu persoalan di Kota Langsa ini akan dapat teratasi, terutama dalam mengentaskan kemiskinan, pengangguran, penyalahgunaan narkoba, penegakan syariat Islam maupun persoalan sosial lainnya.
“Semoga paguyuban Pujakesuma Kota Langsa semakin jaya. Kami tunggu kiprah dan konstribusinya dalam membangun Kota Langsa yang maju dan bersyariat,” tukasnya. (crp)