SIGLI (Waspada): Pj Bupati Pidie Ir. H Wahyudi Adisiswanto M.S.i, bersama istri Ny. Hj Suaidah Sulaiman, tiba di Kota Sigli, Kabupaten Pidie setelah usai menunaikan ibadah haji, 29 Juni 2024. Orang nomor satu di daerah itu gas full bekerja untuk Pidie mulia.
Minggu (7/7), Wahyudi Adisiswanto menggelar kegiatan pengarahan dalam rangka program gerakan ibu-ibu di daerah itu. Acara yang digelar di Pendopo bupati setempat dihadiri sejumlah kepala Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) terkait.
Diantaranya, Plt Asisten I Firman Maulana, Asisten II Tarmizi, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pidie Yusmadi Kasem, Kepala Bapeda Pidie Isnaini, Pj Ketua PKK Kabupaten Pidie Hj Suaidah Sulaiman bersama ratusan ibu-ibu anggota PKK daerah setempat.
Dalam acara tersebut, terdapat beberapa poin yang menjadi arahan Wahyudi Adisiswanto untuk menunjang program pergerakan Ibu di Kabupaten Pidie. Adalah, gugat cerai di Kabupaten Pidie tinggi akibat KDRT, kasus stunting masih tinggi disebabkan persoalan psikologis.
Selanjutnya kasus seks bebas atau homo seksual yang diakibatkan traumatik, dan pornografi, kasus narkoba, dan menjamurnya WIFI gratis yang dimanfaatkan untuk bermain judi online. Wahyudi Adisiswanto, menuturkan peran ibu tiada terganti, dan kaum ibu selalu tangguh dalam segala situasi. Mereka selalu punya solusi untuk mengatasi persoalan yang datang.
“Dalam setiap pertemuan saya selalu menyampaikan bahwa kenapa harus ibu-ibu, karena ibu-ibu adalah “tiang negara” kalau rusak ibu-ibu maka rusaklah sebuah negara. Tetapi sesungguhnya ungkapan mulia itu penguatan dari hadis,” ujarnya.
“Ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah siapa yang harus saya hormati. Jawab rasul pertama ibu mu, kedua ibu mu dan ketiga ibu mu ke empat baru ayah mu. Maka ada ungkapan ibu adalah tiang negara,” katanya.
Dia mengungkapkan bahwa saat ini ada persoalan negatif yang sedang terjadi Kabupaten Pidie perlu segera dicarikan solusi. Kendati pada sisi lain, Kabupaten Pidie salah satu daerah kategori terbaik dalam pengelolaan anggaran keuangan dan beberapa prestasi lainya yang mendapat penghargaan seperti yang dicapai oleh Dinas Kesehatan dan Olahraga.
Dia menyebutkan hampir 500 kasus cerai gugat terjadi di Pidie dari tahun 2023. Artinya hampir 80 persen akibat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Selanjutnya masih tinggi angka stunting, tingginya narkoba khususnya usia anak-anak dan krimal anak-anak. Paling miris homo seksual, ini kata dia, ada sekira 80 kasus HIV dan empat kasus AIDS.
Berdasarkan data-data negatif tersebut, ujar dia, dimulai dari rumah tangga. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) berakhir dengan cerai gugat, sehingga ada suami yang ringan tangan. Menjamurnya WIFI gratis membuat perbuatan judi online kian marak, dari pagi sampai petang dilanjutkan malam.
Para suami asyik main judi dan pulang ribut, karena judi itu berkaitan perbuatan maksiat lainya seperti minum minuman keras, pencurian, dan perbuatan terlarang lainya. “Jadi cikal bakal persoalan rumah tangga, ini dari judisehingga muncul kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga,” katanya.
Selanjutnya persoalan stunting, ini tidak hanya persoalan gizi atau fisik saja, tetapi ada persoalan psikologis. Ketika ada anak kecil melihat ibunya dipukul bapaknya dia tidak berani melwan bapaknya, anak-anak itu hanya menangis di sudut-sudut pintu, sehingga anak tersebut trauma yang membuatnya tidak nyaman termasuk makanya dia tidak mau akibat frustasi atau stress.
Ketika remaja, anak-anak tadi bila yang perempuan akan memiliki kandungan yang lemah. “Sebagai calon ibu punya kandungan lemah dan ketika menjadi ibu dia melahirkan anak yang lemah yang kemudian disebut stunting. Jadi persiapan anak-anak sehat itu sejak mereka masih anak-anak,” katanya.
“Tentang anak laki-laki kecil, ini dibagi tiga ciri, anak kuat, anak lmah, dan anak pengecut. Anak kuat melihat ibunya digebuk bapaknya dia akan lari keluar rumah dan akan melampiaskan kemarahannya dengan teman-temannya dan ujungnya menjadi kriminal,” tambahnya.
“Anak laki-laki lemah ketika melihat bapaknya kasar dengan ibunya, ia akan mencari figure bapak yang baik sehingga terjadi homo seksual. Sedangkan anak yang pengecut secara psikologis, pelampiasan dia pelarian dengan narkoba. Makanya ancaman generasi anak-anak rusak akibat persoalan dalam rumah tangga,” sambungnya.
Solusinya, kata dia, adalah kesibukan aktivitas orang tua laki-laki seperti bertani tidak hanya menanam padi tetapi juga menanam palawija, bawang merah dan membuat tempat berkumpul ibu-ibu agar para ibu dapat bersosialisasi saling bercerita tentang keadaan masing-masing. “Dari beberapa data negatif, itu perlunya gerakan ibu-ibu,” tandasnya. (b06)