Scroll Untuk Membaca

AcehEkonomi

PUSKUD Aceh Produksi Garam Industri, Tak Sanggup Penuhi Permintaan Pasar

Tampak dalam gambar rombongan pejabat Dinas Koperasi dan UKM Aceh didampingi Pengurus Puskud Aceh saat meninjau lokasi budidaya garam di Layeun Kec.Leupung Aceh Besar. (Waspada/T. Zakaria Al Bahri)
Tampak dalam gambar rombongan pejabat Dinas Koperasi dan UKM Aceh didampingi Pengurus Puskud Aceh saat meninjau lokasi budidaya garam di Layeun Kec.Leupung Aceh Besar. (Waspada/T. Zakaria Al Bahri)
Kecil Besar
14px

SABANG (Waspada); Pusat Koperasi Unit Desa (PUSKUD) Aceh sejak tahun 2019 mulai menggalakkan unit usaha budidaya garam krosok atau sering disebut garam industri. Namun baru ada hasilnya pada tahun 2022 meskipun belum maksimal.

Ketua Pusat Koperasi Unit Desa (PUSKUD) Aceh, Ir.Haziman Razali mengatakan hal itu saat kunjungan kerja pejabat Dinas Koperasi dan UKM Aceh ke kantornya, Senin (10/07/23).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

PUSKUD Aceh Produksi Garam Industri, Tak Sanggup Penuhi Permintaan Pasar

IKLAN

Kata dia, selama ini produksi garam krosok sekitar 3 ton sekali panen dalam waktu 40 hari, sementara permintaan pasar melebihi dari 3 ton sehingga merasa kewalahan untuk meningkatkan produksi.

Ada beberapa kendala yang dialami Puskud Aceh saat ini antara lain jumlah saung atau gubuk garam masih relatif sedikit yakni sebanyak 21 unit saung. Faktor alam sering turun hujan juga menjadi kendala untuk memproduksi garam karena kita masih menggunakan sistim tradisional mengandalkan tenaga surya.

Kendala lain terbatasnya modal usaha untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi garam menjadi garam yang beryodium, ujar Ketua Puskud Aceh Ir. H. Haziman Razali, M.Sc yang didampingi Sekretaris Puskud Aceh, T. Zakaria, SE, SH dan Bendahara, Drs.Anwar Yusuf, MM.

Dia mengatakan, saat ini pihaknya sedang mencari bapak angkat atau investor yang bersedia membantu modal usaha untuk meningkatkan produksi garam menjadi garam konsumsi yang beryodium. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Aceh.

Ketika meninjau lokasi budidaya garam di Gampong Layeun Kec. Leupung Aceh Besar, Kabid Pengawasan dan Pemeriksa Dinas Koperasi dan UKM Aceh, Aswar Ramli, M.Si dan rombongan menanyakan tentang gambar yang akan ditempel di kemasan garam beryodium. Ketua Puskud Aceh mengatakan Bingkong. Sebab bingkong sudah menyatu dengan alam. Jika sudah mulai produksi akan dilengkapi dengan legalitas yang lengkap supaya bisa dipasarkan secara terbuka untuk umum.

“Bingkong” akan dijadikan gambar kemasan garam beryodium Aceh milik Puskud Aceh. Kabid Pengawasan dan Pemeriksa Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Aceh, Aswar Ramli, M.Si minta segera dipatenkan garam beryodium dengan lambang gambar Bingkong sehingga garam beryodium yang diproduksi Puskud Aceh bisa segera dipasarkan baik melalui pasar tradisional, ritel juga secara online dan upayakan bisa segera masuk ekatalog,

Saat meninjau lokasi budidaya garam di Desa Layeun Kecamatan Leupung Kab. Aceh Besar, Aswar Razali minta supaya dipasang pamplet produksi budidaya garam beryodium Puskud Aceh.

Dia berjanji akan menyampaikan berbagai kendala Puskud Aceh kepada Kepala Dinas Koperasi dan UKM Aceh baik tentang kendala operasional budidaya garam maupun modal usaha sehingg kedepan bisa mendapatkan bantuan peningkatan kapasitas dan kualitas garam industri dan garam beryodium. (b18)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE